Sabtu 24 May 2025 18:47 WIB

Rawan Kena Longsor, Wali Kota Bandung Ingatkan Warga Pinggir Sungai untuk Pindah

Seluruh wilayah Kota Bandung mengalami dampak dari fenomena kemarau basah.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meninjau berbagai titik bencana longsor dan banjir di Kota Bandung, Sabtu (24/5/2025).
Foto: pemkot bandung
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meninjau berbagai titik bencana longsor dan banjir di Kota Bandung, Sabtu (24/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan kembali mengingatkan warga yang tinggal di bantaran sungai agar segera pindah ke tempat yang lebih aman. Hal ini disampaikan saat ia meninjau berbagai titik bencana longsor dan banjir di Kota Bandung, Sabtu (24/5/2025).

Farhan meninjau sejumlah wilayah antara lain wilayah Kelurahan Lingkar Selatan, Lengkong; Wilayah Kelurahan Arjuna, Cicendo; Wilayah Kelurahan Hegarmanah, Cidadap dan Wilayah Kelurahan Cipaganti, Coblong.

Menurut Farhan, seluruh wilayah Kota Bandung, baik selatan, timur, barat, maupun utara, mengalami dampak dari fenomena kemarau basah. Fenomena ini ditandai dengan hujan deras di masa peralihan menuju kemarau yang tidak bisa diprediksi intensitasnya.

“Buntut hujan alias kemarau basah ini menakutkan. Longsor dan banjir terjadi di mana-mana. Mulai dari Mandalajati di kawasan Bandung Timur, kawasan Lengkong dan kawasan Hegarmanah yang ada di Utara. Jangan tunggu ada korban jiwa,” kata Farhan.

photo
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meninjau berbagai titik bencana longsor dan banjir di Kota Bandung, Sabtu (24/5/2025). - (pemkot bandung)

Dalam kunjungan hari ini, Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Bank BJB memberikan bantuan Rp 5 juta kepada warga sekaligus mengimbau warga tersebut segera pindah dari bantaran sungai.

“Pemerintah tidak mungkin menggusur. Namun kami minta, ayo, pindah. Kami bantu untuk pindah, cari tempat lebih aman. Karena kondisi sekarang sangat membahayakan,” kata dia.

Farhan menyebut, banjir dan longsor tidak cukup diatasi hanya dengan bantuan sembako. Dibutuhkan perubahan pola pikir agar warga tidak lagi tinggal di daerah rawan bencana.

“Jangan pernah mau ngontrak atau tinggal di daerah aliran sungai, karena itu berbahaya,” katanya.

Pemerintah Kota Bandung juga berencana mengeruk sungai-sungai kecil di dalam kota agar kedalamannya kembali normal. Namun Farhan mengakui, pengerukan ini membutuhkan alat berat yang belum tentu tersedia dan bisa menjangkau titik-titik dengan akses jalan yang sempit.

Selain itu, Farhan menyoroti perlunya koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjaga kawasan Bandung Utara yang hutan gundulnya sudah sangat parah.

Ia mengingatkan pentingnya normalisasi Sungai Citarum agar masalah banjir di Bandung tidak berulang. 

“Citarum harum sudah mulai tidak harum lagi. Pak Presiden, tolong, karena ketika Citarum tidak harum lagi, maka kami akan selalu menghadapi masalah yang luar biasa,” ujarnya.

Farhan juga mengimbau warga untuk mengubah pola pikir terkait sampah. “Sampah hari ini harus habis hari ini, sampah adalah tanggung jawab kita semua,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement