REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat pada musim peralihan atau pancaroba saat ini masih berpotensi terus terjadi setidaknya sampai akhir Juni 2025 nanti.
"Pertumbuhan awan-awan di wilayah Jawa Barat ini masih cukup tinggi, sehingga cuaca ekstrem masih bisa terus terjadi setidaknya sampai akhir Juni nanti," ujar Teguh Rahayu, Ahad (25/5).
Dengan potensi tersebut, BMKG meminta masyarakat masyarakat Jawa Barat, terutama yang ada di daerah yang tinggi potensi bencana tanah longsor, puting beliung, serta banjir mesti mewaspadai cuaca ekstrem. "Dampak cuaca ekstrem dengan berbagai bencananya mesti diwaspadai. Terutama di pegunungan atau dataran tinggi karena potensi longsornya. Lalu di pesisir karena ombak tinggi, dan banjir di Bandung Raya," kata Rahayu.
Rahayu mengatakan, dengan potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi, pihaknya bakal memberikan laporan kondisi cuaca pada BPBD Provinsi Jawa Barat dan daerah sebagai rekomendasi penetapan status tanggap darurat bencana.
"BMKG nanti memberikan rekomendasi kepada BPBD terkait kondisi cuaca saat ini, nanti yang berwenang menetapkan status tanggap darurat itu pemda. Jadi kami hanya memberikan rekomendasi kondisi cuaca saat ini," katanya.
Setelah musim peralihan ini, pada awal Juli nanti wilayah Jawa Barat bakal memasuki musim kemarau secara bertahap, dimulai dari wilayah utara Jawa Barat. "Secara bertahap nanti akhir Juni berakhir musim hujan, awal Juli mulai masuk musim kemarau. Diawali daerah utara Jawa Barat dulu," kata Rahayu.