Rabu 04 Jun 2025 15:18 WIB

Badan Geologi Ungkap Status Terkini Gunung Tangkuban Parahu Ditengah Naiknya Aktivitas Kegempaan

Peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu disebabkan beberapa faktor

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Upas Hill kawasan Tangkuban Parahu.
Foto: Edi Yusuf
Upas Hill kawasan Tangkuban Parahu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Kristiyanto menyebutkan pihaknya bakal mengkaji kemungkinan naiknya status level di Gunung Tangkuban Parahu yang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan.

Seperti diketahui, aktivitas vulkanik di gunung berapi yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan Kabupaten Subang itu mengalami peningkatan. Berdasarkan catatan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, pada Rabu 4 Juni 2025, terjadi 37 kali gempa hembusan dengan amplituda 1.5-9 mm berdurasi 30-42 detik.

Baca Juga

Gempa Low Frekuensi (LF) sebanyak 270 kali kejadian dengan amplituda 1.5-12 mm durasi 7-29 detik, serta Gempa vulkanik dangkal 2 kali kejadian dengan amplituda 2-8 mm berdurasi 6-9 detik.

Selain aktivitas kegempaan, Badan Geologi juga mendeteksi perubahan pada struktur tubuh gunung melalui metode deformasi seperti Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Navigation Satellite System (GNSS). Hasilnya menunjukkan pola inflasi yang mengindikasikan adanya tekanan yang meningkat dari dalam gunung.

"Masih mengkaji kenaikan level ini dan ini juga masih kita koordinasikan. Sampai detik ini masih di level 1 atau normal," ujar Kristianto di Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Parahu, Rabu (4/6).

Menurut Kristianto, peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu bisa disebabkan beberapa faktor. "Faktor peningkatan bisa terjadi karena magma naik ke permukaan atau memang sistem peningkatan tekanan di dekat permukaan karena ini termasuk gunung yang hidrotermal," kata dia.

Meski ada peningkatan aktivitas vulkanik, kata dia, namun hingga saat ini tidak sampai menimbulkan erupsi freatik di Gunung Tangkuban Parahu. Meskipun Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunung yang sering terjadi erupsi freatik.

"Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung yang sering terjadi erupsi freatik dimana erupsi ini banyak yang tidak didahului dengan peningkatan signifikan. Jadi kadang-kadang trend-nya naik sedikit aja ada erupsi freatik. Tapi sejak tahun 2019 sampai saat ini memang belum terjadi erupsi freatik," kata dia.

Kristianto menjelaskan, pihaknya rutin melakukan koordinasi dengan pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu. Sehingga pengelola nantinya bisa mengambil langkah antisipasi dari adanya peningkatan aktivitas kegempaan ini. "Peningkatan ini terus kita lakukan koordinasi terutama dengan pengelola wisata di sini," katanya.

Direktur Operasional TWA Tangkuban Parahu, Ruslan Kaban mengatakan, pengelola tetap beroperasi menerima kunjungan wisatawan dengan catatan tetap menerapkan keamanan dan keselamatan wisatawan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

"Kalau kita beroperasi di sini kan sesuai SOP saja. Contohnya kendaraan itu di parkiran kendaraan roda empat harus menghadap ke luar bukan ke kawah. Jadi jika terjadi sesuatu tidak terjadi kepanikan. Kita tetap kerja sama dengan vulkanologi, apa yang terjadi memang kita saling berkoordinasi. Jadi sejauh ini kondisinya dipastikan tetap aman," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement