REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Komite sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pajajaran Wyata Guna mengungkapkan para siswa kekurangan ruang kelas. Mereka menilai keberadaan ruang kelas tidak representatif untuk kegiatan belajar mengajar.
Ketua Komite SLB Pajajaran Wyata Guna Dadang Ginanjar mengatakan, para siswa yang saat ini mencapai 116 orang jenjang TK, SD, SMP dan SMA tengah menghadapi kendala yaitu kekurangan ruang kelas. Akibatnya, para siswa tidak bisa fokus belajar karena ruangan kelas yang tidak representatif.
"Kendala sekarang yang dialami pelajar kita kekurangan kelas karena awalnya kelas mencukupi ada 37 ruangan sekarang itu hanya ada 22 ruangan," ujar Dadang saat dihubungi, Selasa (22/7/2025).
Sebelum kekurangan kelas, ia menuturkan satu ruangan biasa diisi oleh dua rombongan belajar (rombel) atau kelas. Namun, saat ini satu ruangan kelas dapat diisi oleh lima rombel. "Untuk anak kami tidak representatif karena anak kami berorientasi audio pendengaran, di kelas belajar ada dua guru konsentrasi terpecah," kata dia.
Ia melanjutkan, saat ini terdapat 116 siswa di SLB Negeri Pajajaran dengan 26 orang merupakan siswa baru. Dadang mengatakan Gedung D yang biasa digunakan para siswa kini digunakan untuk sekolah rakyat.
Saat ini, ia mengatakan para siswa menggunakan gedung B dan Gedung C yang tidak representatif. Ia menyebut dalam satu kelas menggunakan pembatas partisi untuk membagi kelas. "Ruang perpustakaan dibagi tiga kelas dipartidi alakadarnya," kata dia.
Seperti diketahui, para siswa SLB Negeri Pajajaran sempat pindah sementara ke SLB Cicendo. Alasannya, beberapa gedung di SLB Negeri Pajajaran dibongkar dan direnovasi untuk sekolah rakyat. Kini, para siswa SLB Negeri sudah kembali beraktivitas dan belajar di SLB Negeri Pajajaran Wyata Guna.