REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT — Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Korban keracunan MBG mencapai 369 siswa.
“Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu,” kata Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail di Bandung Barat, Selasa (23/9/2025).
Jeje menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bersama instansi terkait tengah melakukan investigasi terhadap dapur yang menyajikan hidangan tersebut.
Pihaknya juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah itu untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi.
“Mulai dari perizinan hingga standarisasi pengelolaan makanan harus kita cek. Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan. Khusus dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk investigasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Bandung Barat juga akan mengevaluasi secara menyeluruh 85 dapur lainnya yang ada di wilayah Bandung Barat, karena seluruhnya belum memiliki sertifikasi sehat.
“Semuanya tetap kita evaluasi karena data yang saya dapat, 85 dapur memang masih belum memiliki sertifikasi. Yang kita stop saat ini baru dapur di Cipongkor,” kata Jeje.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut jumlah total korban keracunan MBG di Cipongkor hingga Selasa mencapai 369 siswa dari berbagai jenjang, mulai SD, MTs, SMP, hingga SMK.
Dari jumlah tersebut, 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 253 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, 44 orang di Klinik Permata, 22 orang di RSIA, serta sejumlah lainnya di RSUD Cililin.
"Yang masih dirawat saat ini ada 112 orang, sementara yang sudah membaik atau pulang tercatat 257 orang,” kata Hendra.