Sabtu 18 Oct 2025 18:59 WIB

1.000 Siswa Keracunan MBG, BGN: SPPG di Bandung Barat Langgar SOP

BGN menegaskan tidak ada SPPG fiktif.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas membersihkan wastafel untuk mencuci food tray atau piring makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Antapani Kulon, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025). SPPG tersebut akan menyediakan sedikitnya 2400 paket  untuk 13 sekolah dasar dan taman kanak-kanak di kawasan sekitar yang mulai didistribusikan pada Senin (13/10) mendatang.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Petugas membersihkan wastafel untuk mencuci food tray atau piring makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Antapani Kulon, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025). SPPG tersebut akan menyediakan sedikitnya 2400 paket untuk 13 sekolah dasar dan taman kanak-kanak di kawasan sekitar yang mulai didistribusikan pada Senin (13/10) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Gizi Nasional (BGN) menyoroti keberadaan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat yang melanggar standar operasional prosedur (SOP). Akibatnya, terjadi keracunan massal terhadap siswa sekolah tembus 1.000 orang beberapa waktu lalu.

"Saya melihat yang di Bandung Barat itu semuanya kesalahan teknis, semua tidak taat aturan SOP, lebih banyak ke arah situ," ucap Kepala BGN Dadan Hindayana kepada wartawan di Bandung, Sabtu (18/10/2025).

Namun, ia menegaskan tidak terdapat SPPG yang fiktif. Akan tetapi lebih ke arah kesalahan teknis dalam memasak MBG.

"Masak harusnya jam 1, sudah masak jam 9, kemudian yang terakhir kemarin itu bahan bakunya kurang baik. Bahan bakunya kurang baik dan juga kesalahan teknis di dalam menyiapkan masakan yang harusnya untuk jam 12 siang dia sudah kemas untuk yang pagi sehingga terlalu cepat ditutup," kata dia.

Akibat terlalu cepat dimasak dan dikemas, ia mengatakan makanan menjadi cepat basi. Dadan mengaku telah melakukan evaluasi terhadap keberadaan SPPG yang lalai dan bakal ditutup sementara.

"Perbaikan-perbaikan dan sekarang itu ada 106 kan yang ditutup sementara baru akan 12 dirilis lagi setelah perbaikan itu diselesaikan," ungkap dia.

Ia mengatakan pihaknya akan menurunkan jumlah MBG yang disalurkan dari rata-rata 3.500 menjadi 2.000 hingga 2.500. Dadan menambahkan pihaknya mendapatkan anggaran Rp 71 triliun dan ditambah Rp 100 triliun pada bulan September.

Namun, dalam kenyataannya ia mengatakan saat baru terbentuk 12.208 SPPG. Dengan kondisi itu maka diperkirakan anggaran tidak akan terserap sehingga hanya membutuhkan tambahan Rp 28 triliun.

"Oleh sebab itu saya sudah sampaikan ke Bapak agar yang Rp 70 triliun silakan digunakan untuk yang lain," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement