Sabtu 08 Nov 2025 06:48 WIB

Blokade Jalur Pantura Indramayu, Ini Tuntutan Warga Pesisir Eretan

Aksi warga, membuat arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Cirebon terhambat

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu berupaya menutup akses jalur Pantura saat berunjuk rasa di desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (7/11/2025). Aksi tersebut untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah untuk segera menangani masalah banjir rob yang selalu merendam desa mereka.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu berupaya menutup akses jalur Pantura saat berunjuk rasa di desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (7/11/2025). Aksi tersebut untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah untuk segera menangani masalah banjir rob yang selalu merendam desa mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu ramai-ramai memblokade satu lajur pada jalur pantura utama Indramayu di desa setempat, Jumat (7/11/2025) siang. Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap sikap pemerintah yang dinilai tutup mata terhadap kondisi banjir rob yang mereka alami puluhan tahun.

Berdasarkan pantauan Republika, aksi warga itu membuat arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Cirebon menjadi terhambat. Bahkan, di saat tertentu, sejumlah warga pasang badan menutup jalan hingga membuat kendaraan tidak bisa lewat sama sekali dan menimbulkan kemacetan.

Baca Juga

Korlap aksi, Supriyanto menjelaskan, banjir rob merendam hampir 100 persen wilayah Desa Eretan Wetan. Kondisi itu sangat mengganggu aktivitas dan mengancam kesehatan warga selama puluhan tahun terakhir. “Banjir di Eretan Wetan sudah menyengsarakan semua warga, termasuk anak-anak. Banyak rumah warga yang terendam, fasilitas ibadah dan sekolah,” kata Supriyanto.

Supriyanto mengatakan, sejak beberapa bulan lalu, warga sudah berupaya untuk menyampaikan aspirasi terkait banjir rob kepada pemerintah. Warga menilai, butuh pembangunan tanggul sepanjang 6,5 kilometer di pinggir sungai di wilayah mereka.

Ia menjelaskan, pada 26 Juni 2025, Bupati Indramayu Lucky Hakim, menyampaikan komitmen untuk melakukan penyelamatan Eretan Wetan dengan pembangunan tanggul sungai. Namun, akibat keterbatasan APBD, tanggul sungai yang mampu dibangun pemerintah daerah hanya satu kilometer. “Dan masyarakat menyepakati sehingga nanti sisanya Bupati berkomitmen untuk memperjuangkan agar terhubung dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” katanya.

Namun, saat Lucky bertemu dengan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi beberapa bulan lalu, hal yang disampaikan justru tentang pembangunan rumah panggung. Sedangkan upaya pembangunan tangggul sungai, malah tidak disampaikan kepada gubernur.

“Itu menimbulkan kekecewaan yang kesekian kalinya kepada bupati. Dan yang paling bikin miris, tanggul yang satu kilometer yang katanya akan dibangun di akhir September atau awal Oktober, ternyata tidak juga dilakukan,” kata Supriyanto. “Bupati mengingkari janjinya kepada rakyat, dan ini berkaitan dengan komitmen serta integritas pemerintah. Masyarakat hari ini berkumpul di pinggir jalan raya berusaha untuk menyuarakan secara berulang agar pemerintah bisa merespon secara serius,” papar Supriyanto.

Supriyanto mengatakan, aksi unjuk rasa di pinggir jalur pantura itu akan terus berulang sampai pemerintah benar-benar bisa merespon aspirasi masyarakat Desa Eretan Wetan. Mereka enggan untuk melakukan aksi itu di pusat pemerintahan di wilayah Indramayu kota karena jaraknya yang jauh.

“Ini merupakan momentum awal aksi di jalan raya karena Pendopo Bupati terlalu jauh, perjalanannya sekitar satu jam lebih. Dan kadang-kadang kita sudah nyampe kesana, ke Indramayu Kota, merekanya kadang tidak menemui,” katanya.

“Dengan aksi di jalan raya, kami berharap pemerintah provinsi dan pusat bisa mendengar, bahwa disini ada 13 ribu jiwa, 3.700 rumpah yang memang butuh pertolongan penerintah,” imbuhnya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement