Selasa 18 Nov 2025 13:48 WIB

Puji Muhammadiyah, Dedi Mulyadi: Punya Kampus dan Rumah Sakit Mewah Tapi Pemimpinnya Sederhana

Dedi pun memuji sikap dan mental para tokoh dan pemimpin Muhammadiyah yang jujur

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi hadir dalam resepsi milad Muhammadiyah ke 113 di Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (18/11/2025). Ia hadir dengan tampilan yang berbeda, tidak memakai ikat akan tetapi menggunakan kopiah dengan menempel pin Garuda serta pakaian serba putih.

Saat menyampaikan sambutan, Dedi Mulyadi menyapa sejumlah tokoh nasional mulai dari Wakil Presiden ke 10 dan ke 12 Jusuf Kalla, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Ia pun menyapa seluruh peserta yang hadir di acara tersebut.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Dedi Mulyadi memuji para pemimpin di Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai sosok dan karakter sederhana. Padahal, ia menyebut organisasi Muhammadiyah memiliki rumah sakit dan pendidikan yang mewah.

"Ciri pemimpin Muhammadiyah, kampus mewah, rumah sakit mewah tapi orangnya sederhana," ujar Dedi, saat memberikan sambutan.

Berbicara Muhammadiyah, Dedi mengungkapkan akan berbicara tentang kemajuan bangsa, keadilan dan kemakmuran. Ia menyebut Muhammadiyah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan rakyat dengan bukti rumah sakit yang banyak dan memberikan layanan kepada masyarakat. 

Sedangkan kedua, ia menuturkan banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah yang bertujuan mencerdaskan kehidupan rakyat. Ia menyebut Muhammadiyah mengambil peran dari negara untuk mendorong agar negara memiliki beban yang ringan dalam menyelesaikan problematika bangsa.

"Kalau Pak Prabowo menyampaikan tentang digitalisasi pendidikan, digitalisasi pembelajaran, sesungguhnya Muhammadiyah sedang memperlihatkan dua hal. Yang pertama adalah, kekuatan moralitas yang menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan, merupakan sendi utama dalam membangun Insan kebangsaan," kata dia.

Ia pun memuji sikap dan mental para tokoh dan pemimpin Muhammadiyah yang jujur saat memimpin serta bersahaja dalam bersikap dan memberikan teladan di masyarakat. Selain itu, tidak pernah gaduh dalam perdebatan yang sifatnya khilafiyah.

"Tidak pernah gaduh dalam perdebatan-perdebatan yang bersifat khilafiyah, lebih menekankan pada aspek-aspek yang bersifat ekonomi, kerakyatan, dan kebangsaan," kata dia.

Sedangkan dari sisi digital, ia melihat Muhammadiyah memperlihatkan diri sebagai organisasi modern sejak lama, mengelola kelembagaan secara profesional. Sehingga pergantian kepengurusan, atau pergantian kepemimpinan, tidak mempengaruhi manajerial Muhammadiyah.

"Dua hal itu, kemapanan ini sesungguhnya pembelajaran kita sebagai para politisi dan penyelenggara negara, agar menyelenggarakan pembangunan tidak tergantung pada siapa yang memimpin, menyelenggarakan pembangunan tidak tergantung siapa yang menjadi anggota legislatif, dan siapa yang dieksekutif, siapa yang di yudiikatif. Tetapi kemapanan sistem adalah sebuah keharusan," kata dia.

Ia mengatakan sistem yang diwariskan Muhammadiyah harus menjadi dasar bagi politisi untuk mewariskan sistem politik yang baik bagi regenerasi, bagi iklim pembangunan dan investasi. "Pada saat ini saya mengucapkan selamat milad, selamat milangkala, dan selamat ulang tahun. Semoga ketauladanan Muhammadiyah menjadi ketauladan yang terjaga sepanjang masa," kata dia.

Di sela-sela memberikan sambutan, Dedi Mulyadi menjanjikan akan memberikan beasiswa S1 pada tahun 2026 sebanyak 40 orang bagi keluarga besar Muhammadiyah, menggratiskan kuliah sampai S2 untuk pembaca Alquran di acara milad serta dana Rp 40 hingga Rp 50 juta untuk mereka yang menggelar kesenian di acara milad.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement