REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Pemkab Indramayu menargetkan capaian produksi padi untuk musim tanam 2025/2026 sebesar 1,7 juta ton. Upaya pencapaian target itu didukung dengan peningkatan luas tanam yang bertambah 21 ribu hektare.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, luas tanam pada 2024 mencapai 233 ribu hektare. Dengan adanya penambahan 21 ribu hektare, maka luas tanam pada 2025 menjadi 254 ribu hektare.
“Tahun ini kita menambah luas tanam sebesar 21 ribu hektare. Lahan-lahan tadah hujan kini sudah teraliri irigasi teknis. Hingga akhir November, panen kita sudah mencapai 1,63 juta ton. Kami optimistis target 1,7 juta ton bisa tercapai,” ujar Kepala DKPP Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto, Rabu (3/11/2025).
Tak hanya penambahan luas tanam, kata dia, upaya untuk mencapai target produksi padi juga dilakukan dengan percepatan musim tanam 2025/2026. Percepatan musim tanam di wilayah irigasi BBWS Citarum bahkan telah dimulai sejak 1 Oktober 2025. Sedangkan wilayah irigasi BBWS Cimanuk Cisanggarung (Cimancis) mulai tanam pada 1 Desember 2025.
Sugeng menjelaskan, sejumlah kecamatan seperti Gantar, Kroya, dan Terisi telah memulai tanam. Adapun total luasannya mencapai 2.624 hektare. Untuk mendukung musim tanam kali ini, kebutuhan pupuk bersubsidi juga telah diusulkan sebanyak 70 ribu ton urea dan 69 ribu ton NPK. Diharapkan, kebutuhan pupuk bisa terpenuhi untuk menunjang target produksi padi.
Sementara itu, Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengungkapkan, percepatan tanam merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Hal itu juga sebagai bentuk dukungan kepada Astacita, program strategis yang menitikberatkan pada kemandirian pangan nasional. “Pencanangan percepatan tanam padi ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi para petani Indramayu," katanya.
Menurut Lucky, kerja keras, ketekunan, dan keuletan petani adalah kunci keberhasilan program pangan. Ia menambahkan, petani sebagai ujung tombak diharapkan mampu memanfaatkan program percepatan tanam untuk meningkatkan produktivitas.
"Menanam padi bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari program besar yang dipantau langsung pemerintah. Harga beras cukup baik, dan ketersediaan pupuk terus kita upayakan,” kata Lucky.