Selasa 31 Jan 2023 12:53 WIB

Harga Beras di Pasar Tasik Masih Tinggi, Dikeluhkan Pembeli

Sejumlah pedagang beras menyebut konsumen mengurangi pembelian.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Warga membeli beras di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (30/1/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga membeli beras di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (30/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Harga beras yang dijual di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, masih belum normal. Pembeli pun mengeluhkan harga beras yang mengalami kenaikan.

Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, harga beras di pasar terbesar se-Priangan Timur itu rata-rata di atas Rp 11 ribu per kilogram. Hanya satu jenis beras yang harganya Rp 9.800 per kilogram. 

Adapun beras kualitas satu, dua, dan tiga masing-masing harganya Rp 11.500 (naik Rp 1.000 dibandingkan sehari sebelumnya), Rp 12 ribu, dan Rp 12.500 per kilogram. Sementara harga beras pandan wangi Rp 13 ribu per kilogram.

Salah seorang pelaku usaha warung nasi di Tasikmalaya, Atik (50 tahun), mengaku terbebani dengan naiknya harga beras. Ia pun mesti menyesuaikan diri dengan menaikkan harga makanan yang dijualnya. “Mau enggak mau harga nasi ikut naik,” ujar dia.

Atik mencontohkan, sebelumnya harga sepiring nasi dengan dua jenis lauk dan dua gorengan di warungnya hanya Rp 10 ribu. Kini, dengan uang Rp 10 ribu, pelanggannya hanya dapat seporsi nasi dengan dua jenis lauk tanpa gorengan. “Kalau tidak seperti itu, ya rugi. Mana semua kebutuhan naik,” kata dia.

Berdasarkan pantauan, Senin (30/1/2023), harga jual beras di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya berkisar Rp 9.450 hingga Rp 13 ribu per kilogram. Salah satu pedagang beras di pasar tersebut, Aziz, menyebut harga beras yang paling murah itu berasal dari Bulog. Namun, belakangan pasokan beras dari Bulog disebut menurun. “Biasanya dipasok sama Bulog itu dua ton untuk seminggu. Sekarang mah hanya dapat lima kuintal,” kata dia kepada Republika di kiosnya.

Untuk beras premium, Aziz mengaku menjualnya dengan harga di atas Rp 11 ribu per kilogram. Menurut dia, harga beras sudah mengalami kenaikan sejak akhir Desember 2022 atau saat menjelang momen Natal. Ia mencontohkan, harga beras premium kualitas tiga saat ini harganya Rp 11.500 per kilogram. Sebelum momen Natal, kata dia, harganya Rp 10 ribu per kilogram.

Harga beras premium kelas satu juga mengalami kenaikan, menjadi Rp 12.500 per kilogram. “Sebelum naik, harga beras itu paling mahal hanya Rp 11 ribu (per kilogram),” katanya.

Berdasarkan informasi yang didapat Aziz, kenaikan harga beras terjadi karena pasokan berkurang. Berkurangnya pasokan ini disebut karena ada petani yang gagal panen. Ia mengaku penjualan beras menjadi lesu setelah harganya naik. “Yang biasa langganan juga mengurangi belinya,” ujar dia.

Pedagang lainnya, Komar (55), mengatakan, banyak pelanggannya yang mengeluhkan kenaikan harga beras. Namun, pelanggan tak punya pilihan karena harga beras di kios lain pun naik. “Ya namanya kebutuhan, pasti balik lagi, tapi belinya lebih sedikit,” kata dia.

Menurut Komar, saat ini beras paling murah yang dijual di kiosnya Rp 11 ribu per kilogram. “Sebelum naik mah harga beras Rp 8.500 hingga 10 ribu. Sekarang eceran paling rendah Rp 11 ribu sampai Rp 12.500,” katanya.

Komar mengatakan, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak sebulan lalu. Menurut dia, harga naik karena pasokannya berkurang. Pasokan disebut berkurang karena belum masuk masa panen, seperti di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Komar, sejumlah petani di wilayah Tasikmalaya sudah ada yang panen. Namun, kata dia, pasokan dari petani lokal belum bisa memenuhi kebutuhan, sehingga harga beras masih tinggi. “Perkiraan mah satu bulan lagi baru panen. Jadi, akhir Februari mungkin harga turun,” kata Komar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement