REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri yang baru Jenderal Listyo Sigit Prabowo dinilai membutuhkan dukungan ormas Islam nasional. Itu mengapa sepanjang pekan kemarin, menurut pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga, usai dilantik Kapolri bersilaturahim ke sejumlah ormas Islam.
Tercatat Kapolri mengunjungi tiga ormas Islam terbesar nasional, yakni PB Nahdlatul Ulama, PP Muhammadiyah, dan Rabithah Alawiyah Pusat. Di tiap-tiap ormas pun Kapolri menjanjikan mempererat hubungan ormas dengan aparat.
Jamiluddin mengatakan, Islam sebagai agama mayoritas tentu sangat berpengaruh terhadap keamanan di Indonesia. Karena itu, menurut pengajar komunikasi politik Universitas Esa Tunggal ini, sangat wajar bila Polri pertama kali sowan ke ormas Islam. Melalui sowan ini diharapkan ada kesepahaman antara Polri dan Ormas Islam tentang keamanan di Indonesia.
Maka dengan demikian, kata Jamiluddin, kehadiran Kapolri baru ke Ormas Islam selain untuk bersilaturahmi, juga sangat politis. Kapolri ingin mendapat dukungan sepenuhnya dari Ormas Islam. Kalau ini berhasil, tentu peluangnya menjaga keamanan di Indonesia akan lebih mudah. Karena itu, sowan Kapolri baru ke Ormas Islam patut dicontoh oleh petinggi lainnya.
"Sebab, pemimpin akan berhasil memimpin negeri ini bila didukung mayoritas rakyatnya di Indonesia mayoritas itu pastinya ya Islam," kata Jamiluddin, saat dihubungi, Senin (1/2).
Selain itu, dia juga melihat langkah Kapolri tersebut dilakukan untuk mencairkan gesekan yang kerap terjadi antara Polri dan Islam. "Dengan pertama kali sowan ke ormas Islam, Kapolri ingin menunjukkan pentingnya ormas Islam bagi Polri. Melalui pendekatan ini, Kapolri berharap gesekan yang sempat terjadi dapat terobati," sambung dia.
Kemudian, faktor lainnya adalah Kapolri yang baru beragama non-Islam. Karena itu, wajar bila ia sowan ke Ormas Islam untuk menghilangkan kemungkinan adanya prasangka terhadap dirinya. Melalui sowan ini diharapkan masalah psikologis dan sosiologis antara Kapolri dan Ormas Islam dapat diatasi.