REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan tanaman durian seluas 20 hektare di Kecamatan Kalibawang sebagai upaya mewujudkan sentra durian di kawasan Bukit Menoreh.
Kepala Seksi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Agus Purwoko mengatakan untuk mendukung kampung buah durian di Kalibawang, pada tahun ini ada ekstensifikasi lahan seluas 20 hektare.
"Perluasan ini merupakan bantuan dari APBN. Kalibawang dipilih karena sejak dulu daerah itu sudah menjadi sentra durian di Kulon Progo," kata Agus.
Ia mengatakan ada empat kecamatan sebagai sentra durian di Kulon Progo, yakni Kalibawang, Kokap, Samigaluh, dan Girimulyo dengan luas mencapai 1.891,48 hektare atau sekitar 189.148 batang. Sehingga dengan adanya perluasan lahan durian pada 2021, maka total luasan lahan durian di Kulon Progo seluas 1.911,48 hektare dan ditambah sebanyak 2.000 batang pohon durian.
"Kami berharap peluasan lahan durian ini akan mempercepat terwujudnya Kulon Progo sebagai sentra durian. Selain itu, dapat mendukung pengembangan sektor wisata di wilayah utara atau kawasan Bukit Menoreh," kata Agus.
Selain perluasan lahan, lanjut Agus, pihaknya juga akan melakukan intensifikasi durian di wilayah Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, tepatnya di agrowisata Embung Canggal.
"Di sana akan dilakukan intensifikasi durian seluas 18 hektar, dengan bantuan saprodi berupa pupuk organik cair," kata Agus.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Muh Aris Nugraha mengatakan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi durian yang dilakukan pihaknya ini tidak lepas dari besarnya permintaan masyarakat terhadap komoditas durian. Hal itu terlihat saat memasuki masa panen durian pada November-Maret, yang mana sentra-sentra durian di Kulon Progo pada waktu itu bakal dikunjungi banyak masyarakat.
"Di Kulon Progo sendiri ada varietas unggulan yaitu durian menoreh kuning dan jambon. Dua varietas ini dikembangkan di Kalibawang," katanya.