Selasa 02 Feb 2021 17:09 WIB

Akurasi dan Sensitivitas CePAD Lampaui Rekomendasi WHO

CePAD Unpad menjadi satu-satunya produk tes antigen yang diproduksi di Indonesia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Peneliti melakukan formulasi Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan COVID-19 atau penyakit infeksi lainnya
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Peneliti melakukan formulasi Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan COVID-19 atau penyakit infeksi lainnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk rapid tes berbasis antigen CePAD karya tim peneliti Universitas Padjadjaran menjadi satu-satunya produk tes antigen yang diproduksi di Indonesia. Karena itu, CePAD didorong untuk memperbanyak jumlah produksi sehingga bisa memenuhi kebutuhan rapid tes antigen di Indonesia.

“Unpad satu-satunya universitas yang menciptakan rapid tes berbasis antigen di Indonesia,” kata Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Selasa (2/2).

Menurut dia, tingkat akurasi dan sensitivitas dari CePAD pun sudah melampaui ambang rekomendasi yang ditetapkan WHO. Berdasarkan kajian terakhir, kata Diana, akurasi CePAD sudah di angka 91,5 persrn, sedangkan tingkat sensitivitasnya 82 persen. Angka ini di atas rekomendasi WHO yakni 80 persen. Diana melanjutkan, produk rapid tes CePAD sudah mendapat izin edar sejak 4 November 2020 lalu. Produk ini sudah dipakai dan telah dipesan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Dia menambahkan, tes berbasis antigen sendiri saat ini sudah mendapat rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia PBN (WHO) maupun Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinis Indonesia. Terkait harga, dia menyebutkan, CePAD dipatok Rp 120 ribu. Diana menjelaskan, harga ini bukan menjadi harga termurah untuk produk tes antigen saat ini. Namun, dia optimistis jika produksi CePAD terus meningkat, harganya akan lebih murah.

“Seandainya kita produksi satu juta, produk ini akan bisa bersaing dengan produk tes antigen dari importir,” kata Diana.

Inovasi karya sivitas akademika Unpad ini juga didukung penuh oleh para alumni. 

Ketua Ika Unpad Irawati Hermawan bangga bahwa CePAD menjadi satu-satunya produk tes antigen yang diproduksi di dalam negeri.

“Adanya inovasi ini makin menguatkan peran Unpad sebagai lembaga pendidikan yang terus berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi pandemi,” ujar Irawati. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement