Rabu 03 Feb 2021 20:22 WIB

Malapetaka Bagi Pemerintah Jika Terbukti Mengkudeta PD

Sejumlah partai seperti PPP, Golkar, Hanura pernah mengalami dualisme. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menyoroti pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait adanya dugaan keterlibatan istana dalam upaya pengambilalihan Partai Demokrat. Menurutnya, jika kelima kader Partai Demokrat yang disangkakan terbukti melakukan upaya kudeta tersebut terbukti, maka pemerintah dalam bahaya.

"Jika dugaan ada orang lingkaran istana yang akan mengkudeta Demokrat. Itu sebuah malapetaka bagi pemerintah. Kerena publik akan mengecam tindakan itu," kata Ujang kepada Republika, Rabu (3/2).

Sepengamatannya, sejumlah partai seperti PPP, Golkar, Hanura pernah mengalami dualisme. Tidak hanya, Amien Rais juga dikudeta dari PAN, yang katanya juga disokong oleh kekuasaan. 

"Partai Berkarya juga dikudeta. PKS juga terpecah, dengan lahirnya Partai Gelora Indonesia," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement