REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya meningkatkan pendidikan SMK dengan program jalur cepat diploma dua (D2). Pendidikan diploma tiga (D3) juga ditingkatkan menjadi diploma empat (D4)
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto dalam rapat dengar pendapat Panitia Kerja Peta Jalan Pendidikan Komisi X DPR yang diikuti melalui akun Youtube DPR RI di Jakarta, Kamis (5/2). Menurutnya langkah ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri.
"Tetapi tetap dikembalikan kepada kampus masing-masing. Siswa SMK juga diberikan kebebasan memilih, lulus setelah tiga tahun atau melanjutkan ke jalur cepat D2," kata Wikan Sakarinto.
Wikan mengatakan pendidikan D3 setelah ditingkatkan menjadi D4 akan menyiapkan lulusan yang lebih aplikatif, siap menjadi pengawas lapangan, dan perancang produk. Sedangkan teknisi terampil dan kompeten yang lebih matang dan siap kerja akan diisi lulusan SMK hingga D2.
Untuk program SMK jalur cepat D2, siswa akan menempuh pendidikan SMK selama tiga tahun ditambah dengan pendidikan lanjutan selama tiga semester dengan magang di industri sambil berkuliah.
"Setiap anak diberi kebebasan. Mau tiga tahun lulus SMK boleh, lanjut D2 jalur cepat boleh. Setelah lulus SMK tiga tahun mau bekerja lalu melanjutkan pendidikan D4 juga boleh," tuturnya.
Para siswa yang mengambil program SMK jalur cepat D2 akan diajar oleh tiga guru sejak dari semester pertama, yaitu guru SMK, dosen vokasi, dan guru industri.
Menurut Wikan, sudah ada 20 politeknik dan perguruan tinggi yang dihubungkan dengan program SMK jalur cepat D2. Masing-masing politeknik dan perguruan tinggi tersebut juga sudah memiliki tautan dengan dunia usaha dan industri.
"Jadi program ini seperti perkawinan segitiga yang menghubungkan SMK, perguruan tinggi, dan dunia usaha serta industri. Kurikulumnya dibuat bersama dengan konsep link and match," katanya.