Ahad 07 Feb 2021 22:41 WIB

Angka Kematian Covid di Semarang Lebih Tinggi dari Nasional

Jumlah kasus harian menurun setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.

Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban COVID-19 (ilustrasi).
Foto: EFE
Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban COVID-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebut angka kematian akibat Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah tersebut masih sangat tinggi, yaitu sekitar 7,3 persen. Angka itu masih berada di atas rata-rata nasional.

"Tingkat kematian masih sangat tinggi, sekitar 7,3 persen. Lebih tinggi dari nasional sebesar 5 persen,"kata wali kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Ahad (7/2).

                               

Jumlah pasien meninggal dunia akibat Covid-19 berdasarkan laman www.siagacorona.kotasemarang.co.id tercatat mencapai 2.264 orang. Meski angka kematian masih tinggi, lanjut dia, rata-rata angka pertambahan penderita baru per hari menurun setelah sekitar empat pekan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat.

                               

Menurut dia, rata-rata pertambahan penderita baru berada di bawah 100 orang per hari. Jumlah pasien positif yang sebelumnya sempat menyentuh angka 1.000 orang per hari, saat ini tercatat 721 orang.

                               

Pemkot Semarang masih akan tetap memberlakukan PKM hingga batas waktu yang belum ditentukan. Meski demikian, lanjut dia, terdapat beberapa hal yang akan dilonggarkan dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tersebut.

                               

Ia mencontohkan, jam operasional PKL, restoran, hingga tempat hiburan diperpanjang hingga pukul 23.00 WIB. Mal dan pusat perbelanjaan diizinkan buka hingga pukul 21.00 WIB.

                               

"Aktivitas sosial budaya, seperti seminar serta resepsi pernikahan sudah diizinkan dengan pembatasan jumlah tamu," katanya. Meski angka statistik sudah menunjukkan perbaikan, ia meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan.

                           

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement