REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE — Unggulan enam Alexander Zverev mematahkan raketnya karena frustrasi saat dia harus berjuang ekstra melawan Marcos Giron sebelum akhirnya mencapai putaran kedua Australian Open, Selasa (9/2).
Petenis Jerman yang juga semifinalis tahun lalu dan kini mengincar gelar Grand Slam perdananya, dikalahkan petenis peringkat 73 dunia asal Amerika itu pada set pertama sebelum kemudian menyamakan kedudukan menjadi 6-7 (8/10), 7-6 (7/5 ), 6-3, 6-2 sekaligus mengunci kemenangannya.
Pertandingan itu dirasa lebih berat dari yang diduga Zverev sehingga dia meluapkan kemarahan dengan menghancurkan raketnya di set kedua. Setelah itu Zverev kembali tenang dan memenangkan laga.
"Dia bermain luar biasa. Dia membuat saya kesulitan, terutama pada tie-break set kedua," kata Zverev, yang memasuki babak kedua untuk tahun kelima berturut-turut.
"Saya senang bisa lolos. Melewati babak pertama Grand Slam itu tidak pernah mudah. Badan saya terasa sedikit lelah."
Pada babak selanjutnya dia akan bertemu dengan Taro Daniel asal Jepang atau petenis kualifikasi Amerika Maxime Gressy.
"Bagi saya, semakin lama pertandingan berjalan maka itu semakin baik untuk permainan saya. Itu sesuatu yang positif," katanya.
"Saya masih merasakan perut dan punggung sedikit nyeri, jadi kekuatan servis penuh seperti biasanya," tambahnya setelah menjalani perawatan karena cedera punggung pada ATP Cup pekan lalu.
Di ATP Cup, petenis berusia 23 tahun itu berhasil mengalahkan petenis peringkat 12 dunia Denis Shapovalov dan menaklukkan peringkat teratas Novak Djokovic, sebelum akhirnya menyerah oleh petenis peringkat empat dunia Daniil Medvedev.
Zverev berambisi menjadi juara tunggal putra Grand Slam termuda sejak Djokovic memenangkan gelar di Melbourne Park pada 2011.