REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TENGAH -- Penemuan meteorit atau sisa batu meteor di Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah Januari lalu sempat membuat geger. Setidaknya dua bongkahan meteorit dikabarkan ditemukan warga setempat. Satu menghantam rumah dan satu lagi tergeletak di sawah.
Tim peneliti dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) sempat memastikan batu asing yang menimpa rumah warga merupakan sisa batu meteor yang sampai ke bumi atau meteorit. Itu berdasarkan ciri seperti batuan memiliki kandungan logam (stony-iron), serta memiliki sisi hitam di batuan akibat gesekan meteor dengan atmosfer. (Baca: Itera Sebut Batu Hantam Rumah di Lampung adalah Meteorit)
Kini, salah satu penemu meteor di sawah bernama Sukirno berniat menjualnya. Warga Dusun 8, Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, mengatakan ada beberapa alasan ia ingin menjualnya.
Dirinya mengaku tidak tahu batu meteor seberat 1,7 kilogram tersebut hendak diapakan. "Saya cuma petani biasa, tidak tahu batu itu mau diapakan. Kalau saya simpan juga untuk apa," katanya, Selasa (9/2).
Sukirno juga mengaku alasan lain berniat menjual batu angkasa tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rencana lainnya, jika mencukupi, untuk berangkat naik haji bersama istri.
"Iya memang rencananya mau saya jual. Uangnya itu untuk kebutuhan, terus kalau memang cukup untuk saya dan istri naik haji," kata dia.
Namun, Sukirno hingga kini belum mematok harga batu meteor miliknya tersebut. Sebab, ia tak tahu berapa harga pasti batu yang ditemukan di lahan sawahnya.
"Makanya itu saya tidak menggebu-gebu mau menjualnya. Kalau ada yang menawar, ya, saya pertimbangkan dulu," ujarnya.