Kamis 11 Feb 2021 19:01 WIB

Pemerintah AS Gandeng Muhammadiyah Tangani Covid-19

USAID bermitra dengan Muhammadiyah untuk layanan diagnosis dan pengobatan tuberkolis.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) yang merupakan jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA).
Foto: dok. Humas UMM
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) yang merupakan jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bermitra dengan Muhammadiyah dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan sistem informasi. Sistem bernama BaSistem berfungsi sebagai wadah pembelajaran digital untuk meningkatkan penanganan kasus Covid-19 di jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA).

BaSistem yang berbasis website dan tersedia dalam bentuk aplikasi, sekarang membantu 30 fasilitas rujukan Covid-19 Muhammadiyah di dalam jaringan RSMA untuk menerapkan standar protokol perawatan Covid-19. Selain itu, juga meningkatkan pemantauan dan pelaporan pelayanan dan juga perawatan pasien.

Sistem tersebut juga memudahkan konsultasi di antara dokter, yang dapat meningkatkan pengujian dan pengobatan. Hingga saat ini, lebih dari 400 tenaga kesehatan telah dilatih untuk menggunakan sistem ini.

"Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dapat mendukung 30 pusat rujukan pengobatan Covid-19 di jaringan rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien Covid-19 dengan tetap melindungi tenaga kesehatan di garda depan," kata Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn lewat siaran pers Kedubes AS di Jakarta, Kamis (11/2).

Washburn menjelaskan, sistem itu terintegrasi dengan basis data dan operasional Muhammadiyah yang sudah ada. Nantinya, BaSistem dikembangkan menjadi sistem yang lebih maju lagi. Sehingga 80 rumah sakit RSMA dapat mengakses riwayat kesehatan pasien berdasarkan identifikasi khusus atau unique ID masing-masing pasien.

Menurut dia, sistem terpadu tersebut memungkinkan rumah sakit merespons lebih cepat dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data dalam menangani kasus Covid-19, serta masih banyak lagi keuntungan lainnya. Sistem itu juga bisa berkontribusi terhadap kebutuhan sistem manajemen data, termasuk vaksinasi untuk aspek lain dari respons Indonesia terhadap Covid-19.

Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan, kemitraan antara Muhammadiyah dan USAID memberikan kontribusi signifikan bagi upaya Indonesia dalam melawan penyebaran Covid-19.

"Muhammadiyah akan terus memanfaatkan perangkat yang telah kita kembangkan bersama untuk meningkatkan respons Covid-19 di jaringan rumah sakit kami, dan juga dapat diterapkan di rumah sakit lain di Indonesia," ujar Agus.

Pemerintah AS melalui USAID telah memberikan komitmen sekitar 11 juta dolar AS atau sekitar Rp 187 miliar sebagai bagian dari respons kemanusiaan dan kesehatan global terhadap Covid-19.

Jumlah itu termasuk 700 ribu dolar AS atau sekitar Rp 9,8 miliar yang diberikan Muhammadiyah di bawah program respons MPKU Covid-19.

Dengan dukungan USAID, Muhammadiyah telah melatih lebih dari 5.000 tenaga kesehatan, memperoleh peralatan klinis untuk mendukung layanan Covid-19 di 84 RS di tujuh provinsi, dan merawat lebih 10 ribu pasien Covid-19.

Juga dengan dukungan USAID, Muhammadiyah telah mengembangkan rencana kesiapsiagaan rumah sakit untuk penanganan wabah, yang telah diperkenalkan di seluruh jaringan Muhammadiyah dan juga disebarkan ke 120 rumah sakit selain jaringan Muhammadiyah.

Selain itu, selama empat tahun ke depan, USAID terus bermitra dengan Muhammadiyah untuk meningkatkan layanan pengujian, diagnosis, dan pengobatan tuberkulosis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement