REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Akibat cuaca buruk yang melanda wilayah perairan Flores, Nusa Tenggara Timur selama Januari-Februari 2021 menyebabkan banyak nelayan di Kabupaten Manggarai Barat tidak melaut. Sehingga berdampak pada menurunnya hasil tangkapan ikan.
"Kondisi cuaca di Kabupaten Manggarai Barat dalam dua bulan ini sangat buruk sehingga banyak nelayan tidak melaut mengakibatkan hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan yang signifikan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Manggarai Barat, Yeremias Ontong, Senin (15/2).
Ia mengatakan, banyak nelayan di kabupaten ujung Barat Pulau Flores itu tidak melaut akibat cuaca buruk yang terjadi sejak Januari 2021 lalu. Menurut dia, hujan lebat disertai angin kencang memicu terjadinya gelombang tinggi di wilayah perairan Kabupaten Manggarai Barat.
Dia menegaskan, banyaknya nelayan yang tidak melaut menyebabkan aktifitas penjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan Bajo juga menjadi sepi. "Transaksi penjualan ikan di TPI sangat sepi karena banyak nelayan yang tidak melaut," ujar Yeremias Ontong.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mendorong para nelayan di daerah itu untuk mengembangkan usaha ikan air tawar saat cuaca buruk melanda daerah itu, agar usaha ekonomi para nelayan tetap berjalan dengan baik.
Ia berharap para nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut ditengah cuaca buruk karena sangat berisiko terhadap keselamatan para nelayan.