Rabu 17 Feb 2021 20:56 WIB

Distribusi Vaksin Jadi Kendala Daerah Percepat Vaksinasi

Salah satu kendala yang diungkap daerah adalah terkait distribusi vaksin dari pusat.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Mas Alamil Huda
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang Pasar Tanah Abang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang Pasar Tanah Abang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Vaksinasi terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia belum rampung meski sudah satu bulan berjalan sejak vaksinasi pertama. Salah satu kendala yang diungkapkan daerah adalah terkait distribusi vaksin dari pusat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, sekaligus Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan, saat ini nakes yang sudah divaksin mencapai 192 ribu orang. Jumlah itu masih 80 persen dari total jumlah nakes di Jabar.

"Hampir 80 persenan dari jumlah nakes (sudah divaksin). Kami targetkan akhir Februari selesai. Karena targetnya gini, mana kala nakesnya selesai maka kelompok berikutnya bisa dilakukan," kata Setiawan di Puskesmas Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Rabu (17/2).

Dia mengatakan, kendala vaksinasi di Jabar lantaran suplai vaksin yang memang harus menunggu. Selain itu, tingginya jumlah penduduk menjadi faktor lain yang menyebabkan lambannya vaksinasi di Jabar

"Suplai vaksinnya yang memang harus menunggu sebab wilayah Jawa Barat itu penduduknya 1/5 dari penduduk Indonesia jadi wilayah kita paling banyak membutuhkan, kemudian persoalan adanya pro kontra vaksinnya," terangnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, jumlah orang yang divaksin bertambah setelah adanya pernyataan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa vaksin aman dan halal.

"Setelah adanya pernyataan dari BPOM bahwa vaksin ini aman dan dari MUI bahwa vaksin ini halal, kami melihat juga kejaduan yang divaksin hanya sedikit sekali yang mengalami KIPI setelah divaksin," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement