Kamis 18 Feb 2021 20:38 WIB

Ini Kegiatan Komunitas Rancage dan PANDI di HBII

HBII menjadi indikator bahasa Sunda banyak penuturnya dan banyak yang menguasainya

Menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII), 21 Februari 2021 mendatang, sejumlah komunitas dan lembaga pegiat bahasa Sunda akan menyelenggarakan berbagai acara.
Foto: istimewa
Menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII), 21 Februari 2021 mendatang, sejumlah komunitas dan lembaga pegiat bahasa Sunda akan menyelenggarakan berbagai acara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII), 21 Februari 2021 mendatang, sejumlah komunitas dan lembaga pegiat bahasa Sunda akan menyelenggarakan berbagai acara. Di antaranya lomba membuat konten website bahasa Sunda, olimpiade bahasa Sunda untuk siswa tingkat SMP dan SMA, lomba film pendek yang diadaptasi dari cerpen berbahasa Sunda, lomba menulis cerpen bahasa Sunda antar guru bahasa Sunda, lomba video membaca sajak Ajip Rosidi, lomba menulis sisindiran.

Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama dari Yayasan Rancage, Lembaga Bahasa jeung Sastra Sunda (LBSS), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS), Persatuan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPDBI) wilayah Jawa Barat, MGMP Mata Pelajaran Bahasa Sunda tingkat SMP dan SMA Propinsi Jawa Barat, Caraka Sundanologi, penerbit buku Sunda CV Geger Sunten, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), serta Universitas Padjadjaran. Semua kegiatan difasilitasi serta dikordinasi oleh forum kerja sama dan komunikasi singrancage.id.

Menurut Malik, koordinator acara Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2021 Februari tahun ini menjadi momentum untuk merevitalisasi aksara, Bahasa dan budaya Sunda melalui berbagai macam kegiatan perlombaan yang dilaksanakan.

"Adanya lomba-lomba yang diadakan dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional akan memperlihatkan indikator nyata bahasa Sunda tidak hanya masih banyak penuturnya, juga banyak yang menguasainya. Begitu pula dengan aksara Sunda," kata Malik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/2).

HBII merupakan salah satu program UNESCO untuk melestarikan dan melindungi semua bahasa yang digunakan oleh masyarakat di dunia. Pentingnya eksistensi bahasa daerah secara resmi diakomodir oleh UNESCO, yaitu melalui kebijakan penetapan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, yang mulai disahkan pada tahun 1999. 

Etti RS, penasehat acara HBII mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi bukti bahwa komunitas Sunda yang tersebar di Jawa Barat sangat antusias dan saling bersinergi dalam memajukan aksara, Bahasa dan budaya Sunda.

"Pihak-pihak yang menginisiasi peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2021 di Jawa Barat ini membuktikan bahwa Jawa Barat memiliki persatuan yang kuat untuk mempertahankan dan mengembangkan bahasa dan aksara Sunda. Hal ini juga dibuktikan dengan keguyuban banyak pihak yang mendonasikan dana untuk acara ini. Sampai saat ini sudah terkumpul sebanyak kurang lebih 60jt rupiah tanpa bantuan Pemprov Jabar,” kata Etti. 

Puncak acara akan diselenggarakan pada tanggal 21 Februari bertepatan dengan Perayaaan Hari Bahasa Ibu Internasional dan penyelenggaraan Selebrasi Digitalisasi Aksara Sunda secara daring  yang akan dihadiri secara virtual oleh Gubernur Jabar dan perwakilan dari UNESCO.

Dadan Sutisna dari komunitas Rancage menuturkan data peserta yang masuk per tanggal 16 Februari menunjukan animo yang tinggi. Lomba Vidéo Membaca Sajak Piala Ajip Rosidi berjumlah 296, Lomba Website Memakai Kontén Aksara Sunda 67, Olimpiade Basa Sunda Tingkat SMA/SMK/MA sebanyak 2.236, Olimpiade Basa Sunda Tingkat SMP/MTs sebanyak 847, Lomba Filmisasi Sastra Sunda sebanyak 33, Lomba Nadoman Sunda sebanyak 210, Lomba Mengarang Naskah Sisindiran sebanyak 115, Lomba Teka-teki Silang Bahasa Sunda di Internét sebanyak 1.073, Sayembara Mengarang Cerpen untuk Guru Bahasa Sunda sebanyak 64, Tafsir Sajak Sunda di Kanvas sebanyak 23, dan Simposium Nasional Bahasa Daerah sebanyak 2.500.

"Diluar dugaan, antusiasme dari masyarakat yang mengikuti kegiatan lomba ini sangat banyak. Puncak acara yang ditayangkan di media daring ini diharapkan menjangkau kaum milenial yang akrab dengan internet. Sehingga tujuan acara menyebarkan dan mengembangkan bahasa dan aksara Sunda di alam digital dapat tercapai," ujar Dadan.

Yudho Giri Sucahyo, ketua PANDI mengatakan acara kali ini PANDI menawarkan konsep greenscreen, kental dengan nuansa virtual agar lebih elegan dan terlihat berbeda.

“Persiapan sejauh ini sudah hampir rampung, semua stakeholder terlibat dan ikut mendukung proses digitalisasi aksara sunda dan peringatan hari bahasa ibu. Kita akan buat acara ini terlihat megah dan berbeda dan tentunya dalam proses produksinya nanti tetap mengikuti protokol kesehatan,” kata Yudho.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement