REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat berupaya meningkatkan ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19 dengan pemberdayaan masyarakat melalui usaha ekonomi kreatif.
"Kami mendorong masyarakat untuk tetap produktif di tengah pandemi. Kami bantu dari segi permodalan hingga pembentukan koperasi usaha sepanjang warga mau berupaya," kata Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono di Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/3).
Tri mengatakan produktivitas warga melalui usaha-usaha baru dinilai membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Dia mengapresiasi warga dengan ide cemerlangnya sehingga mampu mengembangkan usaha alternatif baru yang dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat khususnya di Kota Bekasi.
Seperti, budi daya maggot yang kini telah berkembang dengan memiliki anggota sedikitnya 40 pembudi daya di Kota Bekasi yang tergabung ke dalam koperasi pegiat maggot. Menurut Tri, peternak maggot di Kota Bekasi semakin tumbuh dan berkembang.
"Ini positif. Dibarengi usaha ternak lele, bebek, dan ayam misalnya yang makanannya diambil dari maggot ini. Makanan maggot sendiri adalah sampah sisa makanan rumah tangga," ucapnya.
Dari budi daya itu, menurut Tri, selain mampu meningkatkan taraf perekonomian warga, juga mampu membuka lapangan baru. Hal itu sekaligus membantu pemerintah dalam upaya mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke tampat pembuangan akhir sampah.
Kemudian ada juga tanaman hidroponik, program ketapang, dan kebun anggur yang juga mulai dikembangkan warga di tanah fasilitas sosial dan umum perumahan seperti yang dilakukan warga perumahan Grand Prima Bintara RW 016, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat.
"Semua ini guna menjaga ketahanan pangan di Kota Bekasi di masa pandemi. Yang penting dilakukan juga oleh warga adalah tetap mematuhi protokol kesehatan agar penyebaran virus corona dapat ditekan," kata Tri.
Ketua RW 016 Grand Prima Bintara RM Sulthoni mengatakan, kebun anggur tersebut merupakan program dari RW siaga di bidang ketahanan pangan. Pihaknya sengaja menamakan kebun anggur, meski banyak tamanan di kebun.
"Berbagai macam sayuran, tanaman obat, dan juga buah-buahan. Ini merupakan ketahanan pangan kami dalam menghadapi pandemi agar warga kami apabila butuh sayur atau buah-buahan, tidak perlu cari dari luar, cukup dari wilayah sendiri, juga agar kondisi gizi warga kami tetap terjamin," kata Sulthoni.