REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut kongres luar biasa di Deli Serdang serta upaya mengganti pucuk pimpinan partai merupakan ujian dan tantangan bagi masa depan demokrasi serta keadilan di Indonesia. AHY menegaskan akan melawan hasil KLB Deli Serdang.
"Sekali lagi saya tegaskan di sini, ini bukan hanya ujian terhadap kedaulatan dan kehormatan Demokrat, tapi juga tantangan dan ujian terhadap masa depan demokrasi dan keadilan di Indonesia," kata AHY saat memberi sambutan di depan jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat pada pembukaan rangkaian rapat konsolidasi partai, di Jakarta, Ahad (7/3).
Dalam kesempatan itu, AHY mengatakan upaya mengganti pimpinan partai bukan masalah yang hanya menyangkut kepentingan dirinya sendiri. "Kalau ada yang mengatakan ini permasalahan AHY semata, terlalu kecil seorang AHY. Tapi ini permasalahan ataupun ujian bagi kami semua, seluruh pemimpin dan pengurus, serta kader Partai Demokrat di manapun (mereka, red) berada," tutur AHY.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu juga menegaskan kongres luar biasa bukan sekadar masalah internal partai, karena itu melibatkan pihak luar, yaitu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Moeldoko terpilih sebagai ketua umum Partai Demokrat periode 2021-2025 lewat kongres luar biasa (KLB) partai di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3).
AHY dalam sambutannya mengatakan Moeldoko berupaya mengambil kepemimpinan Partai Demokrat secara ilegal dan inkonstitusional. Ia lanjut menyebut upaya itu sebagai perbuatan yang "memalukan karena jauh dari moral etika dan keteladanan".
Oleh karena itu, AHY mengatakan pihaknya akan melawan hasil KLB di Deli Serdang. "Kalau kami diam, artinya sama saja bahwa Partai Demokrat juga membunuh demokrasi di negeri kita," ucap AHY menegaskan.