Ahad 07 Mar 2021 17:28 WIB

Demokrat Jabar: Tak Ada Kader dari DPD atau DPC Hadir di KLB

KLB minimal dihadiri oleh perwakilan dari 2/3 DPD dan setengah DPC resmi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi bendera Partai Demokrat]
Foto: Yogi Ardhi / Republika
[Ilustrasi bendera Partai Demokrat]

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Barat Irfan Suryanagara mengatakan, sejauh ini tidak ada kader di Jawa Barat (Jabar) baik dari DPD maupun DPC ikut dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara. Irfan mengatakan, setiap kader sudah menyatakan akan setia dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Ketika ada yang mendukung KLB Demokrat yang diselengarakan di Sumatera Utara (Sumut) itu merupakan kader palsu. Saat ada perwakilan dari DPD atau DPC datang ke KLB tersebut, kata dia, wakil itu tidak sah. 

Baca Juga

Sebab, surat keputusan (SK) dari Demokrat pusat hanya diberikan kepada DPD dan DPC yang sah. Saat ini, DPD Jabar sedang mencari apakah ada yang mewakili Jabar atau tidak. 

"Kalau mereka mengklaim mengatasnamakan DPC dan DPD, maka akan kami tuntut ke polisi karena itu pemalsuan dan penipuan," kata Irfan kepada wartawan, Ahad (7/3).

Irfan menjelaskan, AD/ART Demokrat mengamanatkan penyelenggaraan KLB minimal dihadiri oleh perwakilan dari 2/3 DPD dan setengah DPC yang resmi sesuai SK. Namun berdasarkan informasi yang ada, tidak ada perwakilan demokrat dari daerah yang hadir di sana. 

Dengan demikian, KLB yang ada di Sumut jelas tidak sah karena mereka yang datang pun bukan perwakilan resmi. "Unsur KLB tidak terpenuhi. Kalau unsur itu tidak terpenuhi produk tidak sah," katanya. 

Ia pun menilai KLB itu hanya jadi ajang silaturami para orang partai yang gagal dalam pemilihan kepala daerah atau anggota legislatif. Irfan menyarankan agar mereka yang mengaku bagian dari partai Demokrat tersebut lebih baik membuat partai politik baru.

Apalagi, ia mengatakan, masyarakat sudah lebih cerdas sehingga tahu mana partai yang benar dan palsu. Jika mereka memang ingin tetap berada di partai Demokrat, Irfan mempersilakan mereka untuk ikut dalam kongres partai yang diadakan lima tahun sekali.

"Meni te sabar (ko ga sabar). Nanti saja kalau mau ikut pemilihan saat kongres," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement