REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG --Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjalin kesepakatan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tentang sinergitas, pengkajian, penerapan, dan pemasyarakatan teknologi di Jabar. Penandatanganan nota kesepakatan dilakukan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan Kepala BPPT Hammam Riza secara virtual dalam rangkaian Rakernas BPPT 2021. Ridwan Kamil menyambut baik kerja sama tersebut karena dapat membantu pemulihan ekonomi usai terpuruk akibat pandemi COVID-19 dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi. Menurutnya, Covid-19 memaksa semua pihak untuk lebih adaptif sehingga diperlukan re-orientasi pemikiran ke arah yang lebih baik.
"Kami oleh Covid-19 diminta untuk adaptif sehingga kami sudah melakukan re-orientasi mindset atau pemikiran ke arah yang lebih baik," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin petang (8/3). Emil mengatakan, ada tujuh potensi ekonomi baru Jabar yang membutuhkan dukungan dari BPPT. Pertama, Jabar sedang menyiapkan diri menjadi provinsi terbesar investasi level ASEAN.
Kedua, kata Emil, Jabar tengah mengejar target menjadi provinsi swasembada pangan. "Karena itu, kalau ada teknologi food security dan agritech, kami sangat membutuhkan," katanya. Selain itu, kata dia, ekonomi 4.0, ekonomi digital, ekonomi hijau dan pariwisata regional, menjadi potensi ekonomi baru Jabar. Emil berharap dari kerja sama tersebut, tujuh potensi ekonomi baru Jabar mendapat dukungan maksimal dari BPPT.
"Saya harapkan dari perjanjian ini dapat meningkatkan tujuh ekonomi tersebut. Mudah-mudahan didukung maksimal oleh BPPT kami harap temuannya bisa kami terapkan di daerah," katanya. Saat ini, Jabar intens meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga indeks inovasi daerah bisa terus bersaing. Emil menuturkan, ada lebih dari 600 perguruan tinggi negeri dan swasta di Jabar.
Harapannya, kata dia, di tahun 2045, mayoritas penduduk usia muda di Jabar bisa kompetitif, berdaya saing dan inovatif. "Kami terus kembangankan SDM agar indeks inovasi daerah bisa terus bersaing dan menyiapkan penduduk usia muda Jabar tahun 2045 agar betul-betul bisa kompetitif, tangguh, produktif, inovatif, dengan teknologi," katanya.