Senin 15 Mar 2021 20:53 WIB

SMA di Kabupaten Bogor Mulai Simulasi untuk Tatap Muka

Hanya 50 persen dari jumlah siswa yang diperbolehkan belajar di kelas.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sebanyak 170 sekolah dari SD hingga SMA di Kabupaten Bogor melakukan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (15/3). SMAN 2 Cibinong ditunjuk menjadi salah satu sekolah yang menggelar simulasi PTM.

Simulasi PTM hari ini dimulai sejak pukul 07.30 WIB hingga 09.30 WIB. Untuk hari ini dan Selasa (16/3), PTM diberikan kepada siswa kelas X. Lalu untuk Rabu (17/3) dan Kamis (18/3), PTM ditujukan kepada siswa kelas XI. Sementara pada Jumat (19/3) serta Senin (22/3) pekan depan, PTM dilaksanakan untuk siswa kelas XII.

Di SMAN 2 Cibinong, hari ini total 12 kelas yang terdiri atas sembilan kelas jurusan MIPA dan tiga kelas jurusan IPS. Dari masing-masing kelas itu, hanya 50 persen dari jumlah siswa yang diperbolehkan belajar di kelas, yakni sejumlah 18 siswa dari jumlah seharusnya 36 siswa. Namun, ada beberapa kelas yang hanya dihadiri dua orang dan enam orang siswa setiap kelasnya.

Pantauan Republika.co.id di lokasi, SMAN 2 Cibinong telah menyiapkan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari pemeriksaan suhu kepada siswa dan guru, menyediakan wastafel cuci tangan di depan kelas dan beberapa titik tertentu, serta memasang sekat berbahan akrilik di meja kelas. Siswa juga tidak melakukan cium tangan secara langsung kepada guru.

Kepala Sekolah SMAN 2 Cibinong, Eulis Nurhayati, mengatakan, meski sekolah dinilai sudah siap dalam melaksanakan simulasi PTM, izin orang tua menjadi salah satu syarat bagi siswa yang hendak mengikuti simulasi ini. Perizinan tersebut harus diberikan orang tua melalui surat bertanda tangan.

"Walaupun sekolah saat ini sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka, apabila anak tersebut terjadwal masuk dan orang tua tidak mengizinkan, tetap anaknya tidak boleh datang dan tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran secara daring," ujar Eulis kepada Republika.co.id saat ditemui di SMAN 2 Cibinong, Senin (15/3).

Meski sudah memulai simulasi PTM, Eulis menjelaskan, pelajaran olahraga dan ekstrakurikuler belum bisa dilaksanakan. Tak hanya itu, kantin sekolah pun belum dibuka sehingga para siswa dianjurkan untuk membawa bekal sendiri. Dalam pelaksanaan simulai PTM, guru-guru pun berkeliling ke sekitar sekolah untuk mengawasi jalannya simulasi. 

"Kami keliling mengimbau masyarakat agar tetap menjaga jarak, kemudian mengecek apakah membawa makanan atau tidak karena disampaikan sekolah selama masa pandemi Covid-19 ini tidak diperkenankan buka kantin agar tidak ada kerumunan. Pelajaran olahraga pun tidak di lapangan dan ekskul pun masih belum kecuali pramuka dan itu pun secara virtual," ucapnya.

Salah seorang siswi kelas 10 MIPA 3, Salwa Salsabila, mengaku senang dengan diadakannya pembelajaran di sekolah. Menurutnya, belajar terasa lebih efektif jika berinteraksi langsung dengan guru.

“Walaupun masih ada teman-teman yang belajar daring, lebih ngerasa seneng aja bisa ketemu teman-teman setelah satu tahun nggak ketemu,” ujar siswi berkerudung ini.

Salwa diizinkan oleh orang tuanya untuk mengikuti simulasi PTM di sekolah karena sudah terbiasa mengikuti protokol kesehatan ketika masih belajar di rumah. Dengan demikian, ketika sekolah mengajukan izin PTM, orang tua Salwa langsung mengizinkan.

“Semoga ke depannya walaupun nanti sekolah offline, nggak pada nyepelein Covid. Tetap jaga protokol kesehatan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement