Kamis 25 Mar 2021 16:35 WIB

Petir Menggelegar Kala Demokrat Kubu KLB Konferensi Pers

Max Sopacua geram dengan Jansen Sitindaon dan Yan Harahap, dituding perusak Demokrat.

Rep: Rizky Suryarandika/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Politisi senior Partai Demokrat Max Sopacua.
Foto: Republika/Prayogi
Politisi senior Partai Demokrat Max Sopacua.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengurus Partai Demokrat kubu Konferensi Luar Biasa (KLB) menggelar konferensi pers di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3). Sesi konferensi pers dilakukan di sebuah tenda di tengah hujan lebat.

Ada peristiwa menarik kala Ketua Dewan Kehormatan Demokrat kubu KLB, Max Sopacua berbicara. Saat itu, Max menyeru kepada KPK untuk menindaklanjuti kasus korupsi Hambalang yang dianggap merontokkan elektabilitas Demokrat pada 2014.

"Kepada siapa saja yang menikmati Hambalang ini. Jangan dibiarkan orang lain menderita, dan jangan biarkan orang lain berpangku tangan bersenang-senang malah menjadi raja di Partai Demokrat," kata Max, Kamis.

Tiba-tiba saja, ketika Max ingin melanjutkan pernyataannya, muncul kilatan petir menggelegar. "Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman. 'Tuh kan setuju dianya, belum ngomong itu'," kata Max disambut tawa rekannya merujuk suara petir tersebut.

Max pun melanjutkan pernyataannya yang geram dengan tudingan pengurus Demokrat di bawah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia geram lantaran dituding sebagai perusak oleh pengurus yang notabene masih muda tersebut.

"Saya ingin menyampaikan, kami para senior disebut oleh teman-temannya AHY, di antaranya Jansen Sitindaon, Yan Harahap, sebagai perusak Partai Demokrat. Ini manusia yang tak punya hati, dan tak pernah tahu sejarah Demokrat," ucap Max.

Video pernyataan Max tersebut diunggah akun politikus Demokrat, Cipta Panca Laksana di Twitter, @panca66.

Sementara itu, jubir Demokrat kubu KLB, M Rakhmat menuding Demokrat kubu Cikeas melontarkan isu-isu tidak benar. Dia menyebut, kubu Cikeas terus berusaha menyesatkan masyarakat agar meraih simpati.

Rakhmat membantah semua isu negatif yang ditujukan pada Demokrat KLB. Di antaranya soal keterlibatan Istana dan Presiden Jokowi, Moeldoko membeli Demokrat, dan tuduhan kudeta dilakukan orang luar.

"SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) melalui juru bicaranya membangun narasi yang menyesatkan," kata Rakhmat dalam konferensi pers di kawasan Hambalang, Bogor pada Kamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement