Senin 29 Mar 2021 21:25 WIB

BPBD Sumedang Telusuri Penyebab Banjir Bandang di Citengah

Penelusuran dilakukan melalui jalur darat dan pemantauan dari udara.

BPBD Sumedang Telusuri Penyebab Banjir Bandang di Citengah (ilustrasi).
Foto: dok. Polsek Cimamggung
BPBD Sumedang Telusuri Penyebab Banjir Bandang di Citengah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUMEDANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menerjunkan tim untuk menelusuri aliran sungai dari titik banjir sampai hulu dalam rangka mencari tahu penyebab banjir bandang yang dalam siklus tertentu selalu terjadi di Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan.

"Tim dari BPBD akan menelusuri ke atas, melihat sungainya tidak terlalu besar tapi bekas banjir bandangnya cukup besar, di atas itu coba kita lihat," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sumedang Iwan Hermawan melalui telepon seluler di Sumedang, Senin (29/3).

BPBD Sumedang berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tim dari instansi lain, termasuk sukarelawan, menelusuri sungai sampai hulunya, yakni Gunung Kareumbi, yang berbatasan dengan Kabupaten Garut.

Penelusuran aliran banjir bandang itu, kata dia, untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab banjir bandang di Sumedang Selatan, termasuk membuktikan informasi warga adanya embung yang terbentuk secara alami di kawasan hutan itu.

"Sedang dilakukan penelusuran mengomunikasikan dengan organisasi relawan yang sudah biasa, kita bentuk tim untuk menyusuri sungai, mudah-mudahan bisa kita petakan," katanya.

Ia menyampaikan penelusuran dilakukan melalui jalur darat dan pemantauan dari udara menggunakan pesawat tanpa awak, untuk selanjutnya dikaji secara ilmiah penyebab banjir bandang yang selama ini selalu terjadi dalam siklus waktu delapan hingga 10 tahun.

"Persis di Citengah itu sebetulnya beberapa tahun lalu ini pernah terjadi, pernah terjadi banjir bandang yang mengakibatkan korban jiwa," katanya.

Ia berharap, upaya itu bisa menjadi bahan dasar untuk melakukan langkah selanjutnya dalam mengantisipasi banjir bandang di daerah itu.Sambil menunggu hasil kajian, kata dia, warga di sekitar daerah rawan banjir bandang diimbau waspada dan segera mengosongkan rumah apabila ada ancaman bencana, seperti saat hujan deras mengguyur wilayah itu.

"Perlu diantisipasi daerah tertentu adanya banjir susulan, warga tidak lagi menempati daerah rawan terdampak banjir," kata Iwan.

Banjir bandang melanda areal pertanian warga, beberapa rumah warga di Desa Citengah dan beberapa desa lainnya rusak. Akibat peristiwa itu, satu warga setempat ditemukan meninggal dunia karena diterjang banjir bandang saat berada di areal persawahan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement