REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan para korban banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur berupa makanan dan alat berat. Menurut Risma, alat berat dibutuhkan untuk mencari jenazah yang belum ditemukan.
"Besok pagi jam 05.00 WIB saya akan berangkat kembali ke sana, karena masih banyak daerah yang saya khawatir belum tersentuh kebutuhan makanan," kata Risma dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (7/4).
Risma mengatakan, Kemensos akan mencari cara agar alat berat bisa segera dikirimkan ke lokasi bencana. Ia mencontohkan kebutuhan gergaji mesin untuk memotong pohon-pohon yang tumbang menutup akses jalan utama.
Kebutuhan mendesak lainnya berupa obat-obatan karena cukup banyak korban yang luka-luka akibat bencana tersebut. Wilayah yang masih sulit dijangkau dan mengalami dampak yang parah adalah Adonara, Lembata, Pulau Pantar di Alor, Sumba Timur, Ende, dan Malaka.
Pada Selasa (6/4), Risma meninjau lokasi bencana di Kabupaten Lembata dan Adonara. Bantuan dari Kementerian Sosial juga sudah tiba di lokasi pada hari itu.
"Di Alor kami sudah distribusikan bahan makanan, meski (saya-red) belum bisa ke sana. Di Sumba Timur korban yang mengungsi cukup banyak, kita akan kirim kembali," tambah dia.
Siklon tropis Seroja telah menyebabkan cuaca ekstrem di wilayah NTT sehingga menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang. Wilayah yang terdampak yaitu Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Ende, Sabu Raijua, Alor, Kupang, Belu, Timor Tengah Utara, dan Kota Kupang.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (7/4) pukul 14.00 WIB, dampak siklon menimbulkan korban jiwa sebanyak 124 orang meninggal dunia, 74 orang hilang, 129 luka-luka, dan 13.230 orang mengungsi. Jumlah korban jiwa terbanyak di Kabupaten Flores Timur 67 orang, Lembata 28 orang, Alor 21 orang, Malaka tiga orang, Sabu Raijua dua orang, Kota Kupang, Kabupaten Ende dan Kabupaten Kupang masing-masing satu orang.
Kerugian materiil sementara terdata 1.962 unit rumah terdampak. Rinciannya, 154 unit rusak ringan, 272 unit rusak sedang, 688 rusak berat, dan 87 fasilitas umum terdampak, dimana 24 unit mengalami rusak berat.