REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mendorong potensi desa, baik sumber daya alam maupun sosiokultur agar dapat diberdayagunakan menjadi potensi ekonomi atau bisnis dengan prinsip berkelanjutan melalui Program Sabisa atau Sakola Bisnis Desa.
"Program Sabisa dimulai pada tahun ini dengan menghadirkan para kepala desa dan 100 direktur BUMDesa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono, di Bandung, Kamis (8/4).
Bambang mengatakan kepala desa dan direktur BUMDesa memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi desa dan kehadirannya diharapkan memaksimalkan potensi desa dengan prinsip berkelanjutan dan memperhatikan kearifan lokal sehinggamampu memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Apalagi, ia mengingatkan bahwa jumlah populasi warga di pedesaan diperkirakan mencapai sekitar 72 persen dari total jumlah penduduk di Jawa Barat. "Melalui Program Sabisa diharapkan BUMDesa mampu bertransformasi menjadi model usaha yang lebih profesional untuk memajukan perekonomian masyarakat pedesaan," katanya.
Ia mengatakan dari 5.312 desa yang ada di Jawa Barat, terdapat 4.921 BUMDesa. Namun diakui bahwa belum semua aparatur desa dan direktur BUMDesa mampu menjalankan bisnisnya dengan baik dan hal ini sangat terkait dengan masih terbatasnya wawasan dan keahlian bisnis. Oleh karena itu, ujar dia, Program Sabisa diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan bisnis BUMDesa, sehingga bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
Dalam program yang diikuti kepala desa dan direktur BUMDesa ini dan mereka akan mendapatkan pelatihan dari pemateri yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, perbankan, dan Kementerian Desa. Sebagai contoh, lanjut Bambang, para utusan dari masing-masing desa akan dilatih mengenai operasionalisasi BUMDesa mulai dari pengenalan potensi hingga pembentukan ekosistem.
"Jadi mereka akan diajari cara menggali potensi desanya seperti apa, bagaimana cara untuk menjual produknya, termasuk dengan membentuk pasarnya seperti apa," kata dia.
Oleh karena itu, dia mengutarakan harapannya agar nantinya BUMDesa mampu membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.Selain itu, melalui Program Sabisa pihaknya berharap para kepala desa bisa saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masing-masing sehingga setiap BUMDesa akan saling mendukung bukan saling bersaing.
"Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok," katanya.
Selain itu, pihaknya berharap BUMDesa menghasilkan produk yang semua bahannya lokal, berasal dari desa sekitar. "Jangan sampai membuat produk yang bahan-bahannya impor," kata dia.