Rabu 21 Apr 2021 20:45 WIB

Kelompok Tani Indramayu Ungkap Pupuk Subsidi Kerap Hilang

Presiden Jokowi mengunjungi Indramayu untuk melihat panen di Desa Wanasari.

 Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kanan), Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kelima kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) dan Bupati Indramayu Nina Agustina (ketiga kanan) menghadiri panen raya padi di desa Wanasari, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kanan), Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kelima kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) dan Bupati Indramayu Nina Agustina (ketiga kanan) menghadiri panen raya padi di desa Wanasari, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu Dasma mengungkapkan pupuk subsidi yang disebut kerap hilang karena kondisi alokasi subsidi tahun ini mengalami penurunan dari tahun lalu, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

"Pupuk bersubsidi bukan hilang, tapi memang karena kuota yang tersedia tidak memenuhi jumlah pupuk yang diusulkan. Hal ini berdasarkan anggaran yang tersedia dari pemerintah yang memang terbatas juga," kata Dasma dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (21/4).

Jika merujuk pada data alokasi pupuk bersubsidi tahun ini, para petani Indramayu memang mengalami penyesuaian jatah yang cukup signifikan. Berdasarkan data SK Dinas Kabupaten Indramayu Nomor 06 Tahun 2021 total alokasi pupuk bersubsidi Indramayu hanya sebesar 92.095 ton, padahal di tahun 2020 Indramayu mendapatkan alokasi sebesar 134.530 ton.

Penurunan alokasi terbesar terjadi pada pupuk subsidi jenis SP-36 dan ZA. Tahun 2020 Indramayu menerima jatah SP-36 sebanyak 14.145 ton, sedangkan tahun 2021 jatah yang didapatkan hanya sebanyak 319 ton. Untuk jenis ZA, tahun lalu sebanyak 8.703 ton, sementara di 2021 hanya dapat 1.650 ton.

Selain itu untuk jenis NPK yang tahun lalu memperoleh alokasi sebanyak 51.130 ton, pada tahun 2021 hanya memperoleh 31.102 ton. Sementara untuk jenis urea dan organik turun tidak terlalu signifikan dan di tahun ini pemerintah juga menambah alokasi pupuk organik cair.

Diakui Dasma, mengenai keterbatasan kuota pupuk subsidi untuk Indramayu tersebut belum semua petani menerima sosialisasi. Hal inilah yang kemudian disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dasma menegaskan dengan adanya keterbatasan pupuk subsidi tersebut, para petani di Indramayu tetap berusaha maksimal untuk tetap menjaga produktifitas.

"Maka bagi petani bukan soal subsidi atau nonsubsidi, yang penting barangnya ada. Alhamdulillah tidak kekurangan dan hasilnya panen bagus," katanya.

Presiden Jokowi mengunjungi Indramayu untuk melihat panen di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua. Dalam kesempatan itu, Jokowi mendapati aspirasi dari petani tentang kesulitan mengakses pupuk bersubsidi. "Tadi ada keluhan dari petani soal harga pupuk subsidi terutama yang masih sering hilang pupuknya sulit dicari. Ini masukan yang baik," kata Presiden Jokowi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement