Senin 26 Apr 2021 20:38 WIB

Polda Dampingi Keluarga Korban Nanggala-402

Pendampingan diharapkan mengurangi kecemasan saat menunggu kepastian para korban.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham Tirta
Seorang prajurit TNI AL berbincang dengan personel dari Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) di atas KRI dr Soeharso ketika KRI tersebut proses sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Setelah titik tenggelamnya KRI Nanggala-402 ditemukan, sejumlah KRI mulai kembali memasuki dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi untuk mengisi BBM dan logistik serta menurunkan sejumlah peralatan.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang prajurit TNI AL berbincang dengan personel dari Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) di atas KRI dr Soeharso ketika KRI tersebut proses sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Setelah titik tenggelamnya KRI Nanggala-402 ditemukan, sejumlah KRI mulai kembali memasuki dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi untuk mengisi BBM dan logistik serta menurunkan sejumlah peralatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tim Trauma Healing Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Lampung dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Lampung memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga Letnan Kolonel (P) Heri Octavian. Heri merupakan Komandan KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam (subsunk) di peraian selat Bali sejak Rabu (21/4) dini hari.

Pendampingan psikologis dilakukan dengan menyambangi kediaman Murhaleni (73 tahun), ibunda Letkol (P) Heri Octavian di Perumahan Pelem Permai II Jalan Turunan Pemuka, Kecamatan Rajabasa,  Bandar Lampung, Senin (26/4). Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pendampingan adalah pertolongan pertama psikologis kepada keluarga korban.

"Psychologi First Aid atau PFA ini dilakukan dengan hadir mendampingi keluarga korban baik secara fisik maupun psikologis," kata Pandra di rumah duka, Senin (26/4).

Pandra menambahkan, harapan dari pendampingan ini mampu memfasilitasi keluarga korban dalam menghadapi kecemasan yang mungkin muncul saat masih menunggu kejelasan informasi keberadaan Letkol (P) Heri Octavian. Ketua Tim Trauma Healing Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Lampung AKBP Yuni mengungkapkan, pendampingan dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalu proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional.

"Seperti ungkapan rasa sedih, cemas, marah, dan penuh harap dari keluarga korban," kata Yuni.

Yuni menambahkan, layanan dukungan psikososial ini diharapkan bisa mengurangi beban psikologis keluarga korban agar bisa terus bersabar. "Dan tetap berdoa yang terbaik atas musibah kecelakaan itu seraya mempersiapkan kondisi psikologis keluarga korban untuk menghadapi kemungkinan terburuk mengenai kondisi korban," kata Yuni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement