REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Pandemi yang masih berlangsung telah membuat berbagai aktifitas warga terbatas, namun tidak menghambat lahirnya ide untuk menghasilkan berbagai produk unggulan yang dapat bersaing, termasuk inovasi untuk mengembangkan objek wisata baru yang dapat dikunjungi wisatawan lokal.
Selama pandemi ini, berbagai kalangan di Cianjur, Jawa Barat, mulai dari wilayah utara hingga pelosok selatan, berupaya menciptakan dan mengembangkan tempat wisata baru yang dapat dikunjungi, khususnya untuk wisatawan lokal, agar roda perekonomian tetap berjalan.
Munculnya objek wisata baru di Cianjur, dengan mengandalkan promosi melalui media sosial, telah mendapat minat yang cukup tinggi dari warga, yang sejak satu tahun terakhir, terbatas dalam melakukan kegiatan. Objek wisata bernuansa alam, mulai dari air terjun hingga bumi perkemahan di pinggir perkebunan, milik PTNP menjadi lahan baru bagi warga, khususnya pemuda untuk menciptakan ladang uang dan menarik minat kalangan wisatawan lokal serta membuat penasaran wisatawan dari luar.
Lahan terbengkalai yang tidak pernah terpikirkan untuk dikembangkan, mulai bermunculan selama pandemi berlangsung, bahkan jalan desa yang selama ini jarang dilalui warga sekitar, saat ini terkenal hingga ke berbagai kecamatan di Cianjur. Salah satu potensi tersebut adalah air terjun yang tersembunyi di balik bukit dan jarang terjamah kaki manusia, yang telah menjadi pusat tujuan wisatawan untuk menghilangkan kejenuhan.
Tempat wisata baru yang mempunyai daya tarik tersendiri dan ditunjang dengan kesenian tradisional yang cukup menjual, telah membuat Pemkab Cianjur berencana melakukan berbagai promosi wisata di tingkat nasional.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, bahkan telah menyiapkan berbagai program untuk mengenalkan objek wisata sekaligus memasarkan produk unggulan hasil tangan pelaku Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) Cianjur, dengan cara menggelar pameran yang terpusat di jalan protokol Cianjur.
"Kami mendorong seluruh kecamatan yang ada di Cianjur, berlomba untuk memasang barcode yang dapat diunduh wisatawan sebelum berkunjung ke wilayah tersebut, dimana dalam barcode tersebut, terdapat berbagai macam informasi terkait tempat wisata hingga produk unggulan," kata Herman.
Pandemi yang berkepanjangan membuat sebagian besar warga Cianjur telah melek internet, sehingga untuk memasarkan produk dan mengenalkan objek wisata kepada warga luar daerah bukan merupakan hal yang sulit. Daya tarik alam ditunjang dengan ragam budaya tradisional yang tidak dimiliki daerah lain di Jabar, membuat Cianjur menjadi perhatian warga dari berbagai daerah, salah satunya Situs Megalitik Gunung Padang yang merupakan situs zaman batu tertua di dunia.
Ditambah dengan bentangan pantai sepanjang 75 kilometer yang membentang mulai dari Kecamatan Cidaun, Sindangbarang hingga Agrabinta yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, menjadi pesona bahari tersendiri yang tidak dimiliki pantai selatan lainnya di Jawa.
Pantai yang masih perawan danbelum tersentuh pembangunan modern itu, segera dikembangkan dengan konsep kearifan lokal sesuai pengembangan wisata bahari, untuk meningkatkan perekonomian di pesisir selatan. "Objek wisata akan menjadi pendapatan daerah yang cukup menjanjikan setelah pandemi usai. Saat ini berbagai sarana dan prasarana penunjang termasuk infrastruktur jalan, terus kita genjot, sesuai dengan janji kami pada masa Pilkada 2020, pembangunan 1.000 kilometer jalan beton akan terealisasi," kata Herman.
Bantuan dari Pemprov Jabar, untuk pengembangan berbagai objek wisata baru di Cianjur, membuat pembangunan dan pengembangan dapat dengan cepat berjalan, terutama untuk sarana dan prasarana tempat wisata.