REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sebanyak 1.116 personil petugas kebersihan Kota Bandung akan diterjunkan saat berlangsung malam takbiran dan saat pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah untuk membersihkan sampah. Selain itu, 111 armada akan diterjunkan untuk menunjang operasional petugas.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Kota Bandung, R Ramdani mengatakan selama tiga hari dari tanggal 12 Mei hingga 14 Mei saat Hari Raya Idulfitri akan melakukan pembersihan sampah. Sekitar 1.116 petugas akan diterjunkan melakukan pembersihan sampah.
"Hari H-1, hari itu dibagi dua. Siang normal, penyapuan biasa. Pas malam takbiran, kita fokus ke 23 lokasi itu fokusnya dari kegiatan masyarakat terutama ada PKL, pasar menjual kebutuhan hari raya," ujarnya, Selasa (4/5).
Ia menuturkan, 23 titik lokasi pembersihan sampah diantaranya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Tegalega, Panjunan, Jamika, Cicadas, Alun-Alun Ujung Berung termasuk wilayah Sukajadi. Kurang lebih 1.116 orang petugas akan diterjunkan saat malam takbiran.
"Pasukan yang diturunkan 1.116 di posisi malam takbiran, pada hari H, fokus ke lokasi yang ada salat id dan satu lagi di posisi lokasi ziarah makam itu kalau jumlah lokasi ada 19 dan pasukan 204 orang," katanya.
Ramdani menambahkan, jumlah kendaraan yang disiapkan sebanyak 111 unit terdiri dari 32 truk, 73 motor sampah, 3 unit pick up, 2 sweper dan 1 unit loader. Armada tersebut akan digunakan dengan kebutuhan dan fungsi yang berbeda.
Ia melanjutkan, pada malam takbiran dan hari Lebaran diperkirakan peningkatan volume sampah tidak akan signifikan karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. Meski diperkirakan akan terjadi kenaikan meski tidak besar.
"Tahun 2019 kondisi normal ke 2020 itu ada penurunan 4 persen tapi ketika lihat posisi sekarang secara kasar ada bisa jadi ada kenaikan. 4 persen itu 57 ton dari 1.366 ton sampah perhari tahun 2019," katanya. Mayoritas sampah non organik di Bandung mencapai 60 persen dari total sampah yang ada.
Direktur Operasional PD Kebersihan, Iwan Setiawan mengaku beberapa tahun ke belakang pihaknya selalu kesulitan saat akan membersihkan sampah sisa kegiatan PKL atau lainnya. Sebab, pada jam yang sudah seharusnya tutup, para PKL masih berjualan sehingga menyulitkan petugas.
"Yang paling terakhir (pengangkutan) satu di Jamika kedua di Otista, Tegalega dan Ujung Berung Alun-Alunnya, kami bisa sampai jam 4 pagi baru selesai," katanya.