Senin 10 May 2021 17:40 WIB

Jabar Antisipasi Lonjakan Harga Barang Kebutuhan Pokok

Warga berbondong-bondong membeli barang kebutuhan pokok untuk menyambut Lebaran.

Sejumlah warga memadati Pasar Cisarua, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021). Warga memadati pasar tradisional demi memenuhi kebutuhan jelang Idul Fitri 1442 H.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga memadati Pasar Cisarua, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021). Warga memadati pasar tradisional demi memenuhi kebutuhan jelang Idul Fitri 1442 H.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai mengantisipasi lonjakan harga komoditas barang kebutuhan pokok menjelang Lebaran 2021 atau Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dan pemantauan harga, pasokan, dan stok intens dilakukan di 27 kabupaten/kota se-Jabar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar M Arifin Soedjayana mengatakan, terjadinya lonjakan harga berpotensi pada tiga atau dua hari sebelum Lebaran.

Saat itu, masyarakat akan berbondong-bondong membeli barang kebutuhan pokok untuk menyambut Lebaran. "Upaya yang dilakukan adalah memantau harga dengan maksud agar stabilitas harga terjaga, memantau pasokan dan stok barang. Jangan sampai barangnya kurang," kata Arifin, Senin (10/5).

Selain memantau harga, pasokan dan stok barang, kata Arifin, Pemda Provinsi Jabar berupaya secara intens memonitor perkembangan harga di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dan melakukan stimulus. Salah satu stimulus yang dilakukan adalah mengecek langsung harga dan pasokan ke pasar-pasar dan toko swalayan.

"Dua atau tiga hari terakhir menjelang hari raya Idul Fitri, kami akan mengajak Gubernur Jabar, Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat untuk melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar rakyat. Ini dapat memberikan stimulus yang kuat agar harga mendekati kestabilan," katanya.

Arifin menuturkan, pihaknya bersama Bank Indonesia (BI) Jabar akan memberikan perhatian khusus untuk memantau harga daging sapi dan daging ayam broiler. Harga kedua komoditas tersebut memiliki kecenderungan melonjak menjelang Idul Fitri.

"Jabar untuk produksi ayam broiler surplus. Tapi harga di pasar sering naik. Pedagang suka bilang setahun sekali. Jadi kita akan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada pedagang," tuturnya.

"Ada program Pasar Juara. Pasar Juara ini tidak hanya dari fisik, tapi juga dari mental pedagang dan pengelola pasar, untuk menaikkan harga jangan terlalu tinggi," katanya.

Untuk saat ini, fluktuasi harga pangan hanya terjadi pada gula pasir. Harga rata-rata gula pasir hari ini berada di angka Rp 13.700 per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp 12.500.

"Karena konsumsi gula pasir menjelang hari raya Idul Fitri konsumsinya tinggi yang mengakibatkan harga tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 13.700 per kilogram, upaya Pemda Provinsi Jawa untuk stabilisasi harga gula pasir sesuai harga eceran tertinggi (HET), yaitu sebesar Rp 12.500 dilaksanakan operasi pasar dari distributor penugasan Kementerian Perdagangan RI selama 6 hari dari tanggal 4 Mei sampai dengan 9 Mei 2021 di 11 pasar Kota Bandung," kata Arifin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement