Jumat 11 Jun 2021 20:49 WIB

Dilanda Kemarau, Warga Selatan Tasikmalaya Kesulitan Air

Program pendistribusian air bersih selalu dilakukan setiap tahunnya.

Dilanda Kemarau, Warga Selatan Tasikmalaya Kesulitan Air (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Dilanda Kemarau, Warga Selatan Tasikmalaya Kesulitan Air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Warga di sejumlah daerah selatan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena daerahnya mulai dilanda musim kemarau yang menyebabkan air sumur dan sumber air lainnya kekeringan.

"Memang di wilayah utara dan tengah masih ada hujan, tapi untuk selatan sudah tiga bulan tak turun hujan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Irwan kepada wartawan di Tasikmalaya, Jumat (11/6).

Ia menuturkan BPBD Kabupaten Tasikmalaya sudah mendapatkan informasi adanya sejumlah daerah yang dilanda bencana kekeringan akibatnya banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih. BPBD, kata dia, langsung bergerak untuk mendistribusikan air bersih ke daerah yang dilanda kekeringan, salah satunya beberapa desa di Kecamatan Cipatujah.

"Permintaan saat ini baru dari dua desa, dari Cikawungading dan Sindangkerta, sekarang kita masih salurkan," kata Irwan.

Ia mengatakan pendistribusian air bersih itu melibatkan sejumlah instansi lain yang menerjunkan empat kendaraan tangki air dengan kapasitas 15 ribu liter air. "Kita sudah siapkan empat unit kendaraan pengangkut air, kita juga bekerja sama dengan instansi terkait lainnya, intinya kita akan terus suplai air bersih," katanya.

Ia menyampaikan program pendistribusian air bersih itu selalu dilakukan setiap tahunnya pada musim kemarau untuk membantu memenuhi kebutuhan air masyarakat. Musim kemarau saat ini, kata dia, diperkirakan akan panjang, sehingga kebutuhan air bagi warga akan lebih banyak dan pemerintah daerah sudah siap membantu penyediaan air di daerah yang dilanda kekeringan.

"Tahun ini diperkirakan panjang, berdasarkan prediksi BMKG itu akan terjadi hingga September, puncaknya Agustus," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement