Ahad 13 Jun 2021 18:00 WIB

RSUD Garut Tambah Ruang Isolasi

BOR untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut telah mencapai 80 persen.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah sakit di Garut.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Rumah sakit di Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut sejak Lebaran membuat tingkat keterisian RSUD dr Slamet meningkat tajam. Per Ahad (13/6), bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut telah mencapai 80 persen. 

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet, Zaini Abdillah mengatakan, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan sejak pertengahan Mei 2021."Dari pertengahan Mei hingga saat ini, BOR di RSUD masih terus tinggi," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/6).

Baca Juga

Ia menyebutkan, BOR untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Slamet berkisar 70-80 persen. Alhasil, sejak dua pekan lalu pihaknya harus menambah kapasitas ruang isolasi untuk pasien Covid-19. Penambahan itu dilakukan dengan mengalihfungsikan ruang rawat untuk pasien umum menjadi ruang isolasi pasien Covid-19. 

Zaini mengatakan, penambahan kapasitas ruang isolasi dilakukan bertahap sesuai dengan angka kenaikan kasus. Ia mencontohkan, pada pekan lalu, pihaknya mengalihfungsikan gedung perawatan yang sebelumnya untuk pasien penyakit dalam menjadi ruang isolasi.

Menurut dia, sejak dua pekan terakhir, sudah ada dua gedung perawatan pasien umum yang dialihfungsikan untuk ruang isolasi Covid-19. Saat ini, kapasitas ruang isolaso di RSUD dr Slamet bisa menampung hingga 200 pasien. Namun, sebanyak 114 tempat tidurnya sudah terisi, termasuk 20 tempat tidur yang dikhususkan untuk pasien Covid-19 dengan kondisi kritis. 

"Kami juga terus tingkatkan kapasitas sapras dan melakukan rekrutmen nakes. Sebab banyak juga petugas kami yang terpapar Covid-19," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, secara keseluruhan, BOR untuk pasien Covid-19 di Garut telah mencapai 80 persen. Dari sekitar 495 tempat tidur yang tersedia, lebih dari 400 tempat tidur sudah terisi.

Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut saat ini sedang mencari tempat untuk dijadikan rumah sakit (RS) darurat penanganan Covid-19. Namun, belum bisa dipastikan tempat yang akan dijadikan RS darurat.

Menurut Leli, sebelumnya Rumah Susun (Rusun) Gandasari di Kecamatan Cilawu akan disiapkan untuk dijadikan RS darurat. Namun, setelah dilakukan pengecekan, fasilitas di rusun itu belum memadai.

"RS darurat itu kan untuk merawat pasien yang bergejala sedang dan berat. Sementara di rusun itu tak ada ramp (tangga landai). Nanti pasien mau dibawa ke atas seperti apa? Di sana tidak ada ramp atau lift," kata dia.

Leli mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencari alternatif tempat lain untuk dijadikan RS darurat. Namun, apabila kasus terus meningkat dan banyak pasien yang harus dirawat, puskesmas akan dijadikan opsi terakhir untuk RS darurat.

"Kemungkinan besar ujungnya menggunakan puskesmas. Itu opsi terakhir ketika tidak ada tempat lain yang memenuhi syarat," kata dia.

Ia menjelaskan, tempat yang akan dijadikan RS darurat harus memiliki fasilitas yang hampir serupa dengan rumah sakit. Namun jika puskesmas dijadikan RS darurat, harus dipikirkan pengobatan pasien umum lainnya.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Sabtu kemarin terdapat penambahan 253 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara kasus kematian akibat Covid-19 juga bertambah 12 orang pada hari itu.

Secara keseluruhan, total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 11.837 kasus. Sebanyak 1.823 orang masih menjalani isolasi mandiri, 418 orang isolasi di rumah sakit, 9.075 orang telah sembuh, dan 521 orang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement