Jumat 25 Jun 2021 18:00 WIB

Warga Meninggal Saat Isoman di Rumah, Bima Arya Evaluasi

"Jangan sampai ada warga meninggal di rumah tanpa ada atensi dari kita," kata Bima.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera menyiapkan pusat isolasi untuk pasien Covid-19 berbasis masyarakat. Pusat isolasi tersebut akan terletak di setiap kelurahan se-Kota Bogor.  Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, saat ini Pemkot Bogor sedang memeriksa seluruh kesiapannya. Diusahakan, pusat isolasi tersebut akan tersedia pekan depan.
Foto: shabrina zakaria
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera menyiapkan pusat isolasi untuk pasien Covid-19 berbasis masyarakat. Pusat isolasi tersebut akan terletak di setiap kelurahan se-Kota Bogor. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, saat ini Pemkot Bogor sedang memeriksa seluruh kesiapannya. Diusahakan, pusat isolasi tersebut akan tersedia pekan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Seorang warga di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor meninggal dunia pada Selasa (22/6) di kediamannya setelah menjalani isolasi mandiri selama sepekan. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto akan mengevaluasi hal tersebut agar ke depannya tidak ada warga yang luput dari pemantauan.

“Saya kontrol di beberapa titik itu harus jalan, jadi jangan sampai luput dari pemantauan. Itu kita evaluasi semua. Jangan sampai ada warga yang meninggal di rumah tanpa ada atensi dari kita. Jadi kita benahi, kita perkuat semuanya,” kata Bima Arya, Jumat (25/6).

Baca Juga

Selain itu, lanjutnya, dia telah memberi arahan kepada camat, lurah, puskesmas, dan RW Siaga untuk fokus melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. “Jadi di situ harus ada datanya. Setiap lurah harus punya data, rumah mana saja, berapa warga yang isolasi, kemudian supply obat dan logistik, surveilansnya siapa,” jelasnya.

Sementara itu, Lurah Ciluar, Deny Ardiansyah mengatakan, sebelum meninggal dunia, warga yang bersangkutan telah menjalani isolasi mandiri selama sepekan. Diketahui, pria berinisial B (65 tahun) itu kondisinya memburuk karena memiliki penyakit bawaan dan akhirnya meninggal dunia.

Mulanya, lanjut Deni, B dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani swab test antigen mandiri pada 17 Juni 2021. Sebab, sehari sebelumnya mengalami demam serta sakit tenggorokan.

Kata dia, puskesmas sempat menyarankan pasien untuk dilakukan perawatan. Namun, pasien menolak dan lebih memilih isolasi mandiri di rumah.

"Beliau tidak ingin dibawa ke RS karena gejalanya juga tidak terlalu parah dan beliau juga minum obat rutin," ucapnya.

Namun,  beberapa hari kemudian, kondisi kesehatan pasien terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia. "Beliau punya komorbid, faringitis akut dan gangguan ginjal," ungkapnya.

Menurut Deny, pasien sudah dimakamkan sesuai protokol kesehatan oleh petugas tempat pemakaman umum (TPU) Kayu Manis khusus Covid-19 pada Rabu (23/6). Berdasarkan keterangan pihak keluarga, pasien sebelumnya sempat bepergian Kota Malang dan Solo selama delapan hari.

"Selama di Solo dan Malang hanya berkunjung ke rumah keluarga. Di Malang selama 2 hari dan di Solo 6 hari," ujarnya.

Sementara itu, Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra mengatakan, pihak keluarga yang kontak erat dengan pasien dalam pengawasan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor.  "Rabu (23/6) sempat diinfokan oleh kelurahan dan puskesmas. Saya bantu komunikasikan ke pemakaman dan RSUD untuk peti mayat," tutupnya.

photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement