Senin 28 Jun 2021 13:54 WIB

Pemprov Jabar Jadikan Hotel Asrilia Tempat Pasien Covid-19

Hotel tersebut sudah diisi oleh 46 pasien pindahan dari rumah sakit.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemprov Jabar Jadikan Hotel Asrilia Tempat Pasien Covid-19 (ilustrasi)
Foto: JASON COMMERCIAL
Pemprov Jabar Jadikan Hotel Asrilia Tempat Pasien Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai memfungsikan hotel sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 yang sudah melewati gejala berat di rumah sakit. Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, hal ini merupakan salah satu upaya mengurangi Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian di rumah sakit.

Di Kota Bandung, salah satu hotel yang sudah menjalankannya adalah Hotel Asrilia di Jalan Pelajar Pejuang. Ridwan Kamil mengatakan, kebijakan ini adalah pengendalian pandemi di level hilir.

“Ini adalah pengendalian di hilir dari Covid-19 di Jabar, yaitu menyediakan ruang pemulihan Covid-19. Untuk mengurangi keterisian rumah sakit, kita memindahkan pasien yang statusnya hijau (sudah bergejala ringan setelah dirawat di rumah sakit),” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (28/6).

Sehingga, kata Emil, dengan adanya tempat perawatan di Hotel Asrilia, maka  tempat tidur pasien hijau di rumah sakit) bisa diisi oleh pasien lain yang bersatatus kuning atau merah (gejala sedang dan berat). 

"Ini akan diberlakukan di Jabar di wilayah Bekasi, Purwakarta yang sudah melaporkan gedung pemulihan Covid-19,” katanya.

Hotel Asrilia di Kota Bandung, kata dia, akan menjadi rujukan bagi pasien pindahan dari 59 rumah sakit di Bandng Raya. Emil berharap, kehadiran fasilitas ini bisa mengurangi tingkat penanganan dari tenaga kesehatan di rumah sakit akibat lonjakan pasien.

Saat ini, kata dia, hotel tersebut sudah diisi oleh 46 pasien pindahan dari rumah sakit. Kapasitas totalnya bisa untuk 500 pasien. Menurutnya, kebijakan ini sangat penting dalam masa transisi manajemen pemulihan terutama mengurangi BOR di rumah sakit.

Pria yang akrab disapa Emil ini menegaskan, alih fungsi hotel tersebut untuk sementara diperuntukan bagi pasien, bukan untuk tempat isolasi mandiri. Alasannya, menghindari potensi komplikasi antara pasien dan warga yang isolasi mandiri dengan perbedaan gejala.

“Sementara asrilia ini diperuntukan untuk mengurangi BOR rumah sakit. Bukan ditawarkan kepada mereka yang harus isolasi mandiri. Tapi kalau ada kebutuhan itu, itu akan kami fikirkan. Tapi sementara tidak ditempat ini. Saya memahami bahwa tidak semua rumah itu memadai untuk isolasi madniri. Jadi kita pikirkan,” paparnya.

Di hulunya, kata dia,  sudah dilakukan, agar jangan sedikit-dikit ke Rumah Sakit. "Kalau gejalanya ringan atau sedang, dirawatnya di ruang isolasi di desa yang sudah menggunakan dana desa 8 persen untuk ruang isolasi posko dan lain-lain,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement