Jumat 02 Jul 2021 14:29 WIB

IGD RSUD Bandung Ditutup Sementara Akibat Kekurangan Oksigen

Penutupan dilakukan hingga suplai oksigen stabil kembali bagi pasien.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah tenaga kesehatan berada di area ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Kamis (1/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (30/6), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 telah mencapai 91,12 persen dengan rincian sebanyak 15.276 dari total 16.765 tempat tidur telah terisi. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah tenaga kesehatan berada di area ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Kamis (1/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (30/6), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 telah mencapai 91,12 persen dengan rincian sebanyak 15.276 dari total 16.765 tempat tidur telah terisi. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut bahwa terdapat dua rumah sakit yang menutup sementara Instalasi Gawat Darurat (IGD) bagi pasien Covid-19. Alasannya, karena banyak tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 dan keterbatasan oksigen bagi para pasien tersebut.

"Yang lapor dua (IGD ditutup sementara)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara saat dikonfirmasi, Jumat (2/7). Ia menuturkan, salah satu rumah sakit yang menutup IGD bagi pasien Covid-19 adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung yang dimulai Jumat (2/7) dini hari.

Ahyani mengatakan penutupan IGD bagi pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut karena suplai oksigen bagi pasien dari penyalur tidak stabil. Penutupan dilakukan hingga suplai oksigen stabil kembali bagi pasien.

"Yang tidak stabil suplai oksigen, sampai suplai oksigen di RSUD stabil," ungkapnya. Ia mengatakan, layanan lain untuk pasien non Covid-19 tetap beroperasi seperti hari-hari biasa.

"Tidak tutup semua, yang tidak perlu oksigen jalan, setiap hari dievaluasi," katanya. Ia melanjutkan, IGD bagi pasien Covid-19 di salah satu rumah sakit swasta turut ditutup sementara sejak beberapa hari lalu hingga hari ini, Jumat (2/7).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, rumah sakit swasta tersebut hanya melayani pasien non Covid-19 selama penutupan sementara IGD bagi pasien Covid-19. Penutupan dilakukan hingga hari ini, Jumat (2/7).

Terkait dengan lonjakan kasus harian yang hampir mencapai 400 kasus dalam sehari, Ahyani menegaskan bahwa peningkatan kasus terjadi menyeluruh di Indonesia. Sehingga dilakukan kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. "Iya, se Indonesia naik makanya PPKM mikro darurat," ungkapnya.

Terpisah, Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan Ketua Harian Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna telah bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan termasuk Direktur RSUD Kota Bandung dan Direktur RSKIA membahas langkah-langkah antisipasi. Ia mengatakan kondisi saat ini terjadi karena nakes yang banyak terpapar Covid-19 dan kekurangan oksigen.

"Bukan hanya nakes banyak terpapar juga oksigen bermasalah, oksigen juga sempat menghilang karena mobil pengangkut diprioritaskan ke Jakarta dulu sekarang insyaallah mudah-mudahan bisa memenuhi.  Itu informasi yang disampaikan," katanya.

Oded melihat suplai oksigen yang terkendala karena masalah manajemen. Ia pun optimis stok oksigen di Kota Bandung dalam kondisi tersedia dan aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement