Jumat 09 Jul 2021 16:38 WIB

RSHS Bandung Kehabisan Stok Obat Actemra untuk Pasien Covid

Untuk beberapa item seperti obat jenis Actemra relatif kritis dan bahkan hampir habis

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa jenazah dengan protokol Covid-19 di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa jenazah dengan protokol Covid-19 di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Provinsi Jawa Barat kehabisan stok obat jenis Actemra untuk perawatan pasien Covid-19. Permintaan obat ke bagian farmasi dan alat kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah dilakukan.

Plt Direktur Utama RSHS Bandung, dr Irayanti mengatakan ketersediaan alat perlindungan diri (APD) dan obat-obatan untuk pasien Covid-19 masih tersedia. Namun untuk beberapa item relatif kritis dan bahkan hampir habis. Ia pun mengaku sudah mengajukan permintaan kepada Kemenkes.

"Mudah-mudaham akan sampai, kita meminta ke Kemenkes maupun ke pihak tertentu dan persiapan dari Hasan Sadikin terhadap ketersediaan obat-obatan ini. Cuma yang memang tidak ada actemra, kita minta ke farmakes, yang lain masih tersedia," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima, Jumat (9/7).

Ia melanjutkan, saat ini terjadi keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 mengalami peningkatan khususnya di ruang ICU. Pihaknya terus berupaya menambah ketersediaan tempat tidur yang ada mengantisipasi lonjakan kasus.

"Dibandingkan dari bulan Mei terjadi peningkatan 30 persen kemudian di ruang isolasi biasa terjadi peningkatan 50 persen lebih. Kita melihat dari bulan Juni bulan Juli terjadi peningkatan pasien Covid-19 ke RSHS," katanya.

Ira menambahkan, saat ini total tempat tidur di ruang ICU dan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 mencapai 321 tempat tidur. Mereka yang dirawat dari berbagai latar belakang usia yaitu pasien anak-anak dan dewasa muda.

"Paling banyak dewasa muda karena mungkin saja keterpaparan pada orang produktif tinggi masih melakukan aktivitas di luar rumah," katanya. Ia mengatakan, tenaga kesehatan (nakes) di RSHS yang terpapar sudah mencapai 200 orang dari total 3.000 nakes yang ada.

"Ada yang dirawat dan isoman (isolasi mandiri), banyaknya isoman," katanya. Dengan kondisi tersebut, pihaknya telah meminta penambahan relawan ke Kemenkes, mengoptimalkan nakes yang sebelumnya bertugas di pelayanan non Covid-19 dan mengontrak tenaga kesehatan.

Saat ini angka kematian pasien Covid-19 di RSHS meningkat dua kali lipat. Pasien-pasien di RSHS merupakan pasien rujukan dari rumah sakit di daerah yang dalam kondisi kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement