Kamis 22 Jul 2021 14:48 WIB

Pemprov Jabar Latih Petani Milenial Budidaya Burung Puyuh

Program Petani Milenial akan menjadi unggulan Jabar dan solusi di masa depan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemprov Jabar Latih Petani Milenial Budidaya Burung Puyuh (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pemprov Jabar Latih Petani Milenial Budidaya Burung Puyuh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meluncurkan program Petani Milenial Burung Puyuh (PMBP) secara virtual di Gedung Pakuan, Kamis (22/7). Ada lima PMBP pada tahap I yang akan membudidayakan masing-masing 2.000 ekor burung puyuh. 

Dalam acara tersebut, dilakukan sejumlah penandatanganan kerja sama mengenai kegiatan pembudidaya burung puyuh dan penyerahan simbolis KUR. Di antaranya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar dengan PT Agro Jabar, PT Agro Jabar dengan PT STM, dan penyerahan KUR secara simbolis dari bank bjb kepada lima PMBP tahap I. 

Ridwan Kamil mengapresiasi peluncuran program petani milenial burung puyuh karena akan menjadi solusi pada masa depan untuk budidaya pangan di sektor peternakan.

"Program Petani Milenial akan menjadi unggulan Jabar dan solusi di masa depan untuk budidaya pangan yang bersifat peternakan, khususnya budidaya burung puyuh di Jabar. Saya apresiasi, tapi saya titipkan statistik di kemudian hari harus meningkat dari satuan, puluhan, ratusan, dan jutaan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

"Kuncinya adalah data. Good data good decision. Dengan data, kita bisa mengambil keputusan. No data no decision, makanya datanya dicari. Jadi sekarang cari data di manakah sumber-sumber kebutuhan offtaker, keliling ke provinsi-provinsi," imbuhnya.

Emil juga mengajak kepada para anak-anak muda yang menjadi petani milenial untuk rajin mempromosikan kegiatan dan produknya di media sosial dan e-commerce. Agar, bisa menjadi penyemangat kepada generasi milenial lainnya.

"Tunjukkan kepada teman-temannya, rajin-rajin sharing di Tik Tok, rajin sharing di Instagram lagi mungut si telur puyuh atau gimana menyemangati bahwa bisa hidup di desa dengan rezeki kota, dengan digital commerce bisa bisnis mendunia," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Jafar Ismail, dari hasil seleksi sebanyak 30 peserta dinyatakan lolos. Kemudian, diambil 5 orang untuk mengikuti pelatihan tahap awal.

Burung puyuh ini, kata dia, cukup potensial. Karena, Di Jabar kebutuhannya mencapai 13 juta telur. Namun, yang baru terpenuhi baru 3 juta. "Jadi, masih banyak peluang," katanya.

Kelima PMBP tersebut, kata dia, sudah mendapatkan pembekalan secara luring pada Senin, 3 Mei 2021. Pembekalan tersebut,  berkaitan dengan pengenalan program PMBP, prospek usaha sub sektor peternakan dan analisa kelayakan usaha, teknologi budidaya bidang peternakan untuk milenial, teknik pengolahan dan pemasaran produk burung puyuh, serta pemberian modal kerja perbankan. 

"Guna memastikan budidaya dilaksanakan sesuai prosedur dan tingkat keberhasilannya tinggi dilakukan pendampingan secara teknis terkait budidaya burung puyuh oleh DKPP Jabar yang bekerja sama dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten/kota," kata Jafar. 

Tekait pendapatan, kata Jafar,Per 2 ribu ekor burung puyuh target pendapatan 4 jt. Sesuai target minimal UMR d kota bandung. Model bisnis yang diterapkan PMBP, kata dia, disusun secara komprehensif. Jafar mengatakan, pihaknya menggandeng PT Agro Jabar sebagai off taker sekaligus investor. Penyediaan kebutuhan budidaya, mulai dari bibit, pakan, sampai obat-obatan, akan menggunakan KUR dari bank bjb dengan penjamin PT Agro Jabar. 

Menurut Jafar, terdapat dua kategori PMBP. Pertama, PBMP Intensif yang membudidayakan burung puyuh di Rumah Edukasi Bhiomethagreen dengan pengawasan PT Agro Jabar dan bank bjb. Kedua, PMBP Mandiri. Untuk kategori tersebut, budidaya bertempat di lokasi masing-masing petani milenial yang mempunyai lahan sendiri. 

"Jumlah peserta pendaftar Kegiatan PMBP, awalnya berjumlah 33 orang, setelah melalui proses seleksi yang berjenjang, mulai administrasi, kurasi, wawancara, BI Checking, sampai ke seleksi akhir, hanya tinggal 30 orang peserta," katanya. 

"Untuk tahap pertama diambil lima orang yang telah siap untuk launching. PMBP perdana ini diharapkan dapat memperoleh sosok petani milenial terpilih yang dapat memberikan wajah peternakan ke depan dengan success story-nya, agar kegiatan petani milenial ini dapat berhasil dan berkelanjutan," imbuhnya. 

PMBP, kata dia, bertujuan untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan muda sub sektor di Jabar, mengubah wajah sub sektor peternakan menjadi segar dan atraktif dengan pemanfaatan teknologi, serta menciptakan sub sektor peternakan lebih maju, mandiri, dan modern. 

Selain itu, kata dia, PMBP diharapkan turut berkontribusi menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja, dapat meningkatkan produktivitas burung puyuh, serta meningkatkan konsumsi protein dari burung puyuh, baik telur maupun daging, di Jabar. 

Apalagi, kata dia, berdasarkan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) pada 2018, jumlah rumah tangga usaha pembudidaya burung puyuh di Jabar hanya 1.705 rumah tangga atau 0,09 persen dari total rumah tangga usaha peternakan Jabar. 

"Kegiatan PMBP ini tidak hanya menjadi gerakan atau model bisnis di level provinsi saja, akan tetapi dapat juga PMBP ini direplikasi dan diterapkan di 27 kabupaten/kota se-Jabar guna mewujudkan Budidaya Burung Puyuh yang semakin berkembang dalam upaya memenuhi konsumsi protein hewani," kata Jafar. 

Jafar berharap, program PMBP ini dapat mengurangi angka pengangguran yang jumlahnya berlipat akibat pandemi COVID-19 dan anak desa tidak terus datang ke kota untuk bekerja. "Sebagaimana yang disampaikan Gubernur Jabar untuk Petani Milenial: Usaha di desa, penghasilan kota dan bisnis mendunia," imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement