Jumat 30 Jul 2021 16:11 WIB

Jabar Terima Hibah 121.648 Dosis Vaksin dari Raja UEA

Alokasi 121.648 dosis vaksin untuk 60.824 penyandang disabilitas.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bertempat di gudang rush handling PT JAS, Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Finari Manan, didampingi Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri dan rombongan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab, menyaksikan secara langsung pembongkaran muat 16 package vaksin yang diangkut menggunakan maskapai penerbangan Etihad Airways EY472.
Foto: Bea Cukai
Bertempat di gudang rush handling PT JAS, Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Finari Manan, didampingi Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri dan rombongan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab, menyaksikan secara langsung pembongkaran muat 16 package vaksin yang diangkut menggunakan maskapai penerbangan Etihad Airways EY472.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menerima hibah vaksin Covid-19 Sinopharm dari Raja Uni Emirat Arab (UEA). Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, vaksin tersebut akan diperuntukan bagi penyandang disabilitas yang berada di daerah Zona Merah atau Risiko Tinggi. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik hibah vaksin tersebut. Menurutnya, Jabar mendapatkan alokasi 121.648 dosis vaksin untuk 60.824 penyandang disabilitas. Berdasarkan data Dinas Sosial Jabar, jumlah penyandang disabilitas di Jabar sendiri mencapai 150.000 orang. 

"Berapapun stok vaksin dari pusat kita ucapkan terima kasih. Walaupun kebutuhan Jabar sebetulnya sangat banyak karena penduduk kami terbanyak," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/7).

Emil mengatakan, pihaknya sudah memiliki skema dan teknis vaksinasi kepada penyandang disabilitas. Sebelumnya, Pemprov Jabar sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Wyata Guna, Kota Bandung, Kamis (8/7). 

"Vaksinasi penyandang disabilitas di Jabar sudah dimulai dan kita sudah punya pengalaman waktu di Wyata Guna. Jadi kita sudah melakukan simulasi dari awal plus minusnya, prosesnya seperti apa, dan itu akan kita replikasi," kata Emil.

Menurut Emil, vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas akan berlangsung di sejumlah tempat. Selain puskesmas, vaksinasi akan dilakukan di sekolah, pesantren, atau menggunakan mobil vaksinasi Covid-19. 

"Idealnya memang di puskemas tapi tidak akan bisa 100 persen direalisasikan dan butuh waktu lama," katanya.

"Kami akan gunakan juga sekolah, pesantren dan mobil vaksinasi, tapi waktunya dipisahkan supaya memudahkan petugas melakukan tindakan yang terukur," imbuhnya. 

Sesuai arahan Presiden RI, vaksinasi bagi penyandang disabilitas diprioritaskan di wilayah Zona Merah. Kang Emil menyebut, pihaknya sudah memiliki data sasaran dan akan berbasis kecamatan.

"Sesuai arahan di zona merah dan kami sudah punya datanya, tapi sasaran kami basisnya per kecamatan, bukan kota/kabupaten," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi mengatakan, pihaknya sudah menerima hibah 121.648 dosis vaksin Covid-19 Sinopharm dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bagi penyandang disabilitas. Vaksin tersebut pun langsung didistribusikan ke 27 kabupaten/kota dengan alokasi sesuai jumlah penyandang disabilitas. 

"Vaksinnya sudah datang dua dosis, kami akan membagi untuk 27 daerah sesuai jumlah penyandang disabilitas," kata Nina.

Nina melaporkan, dari sekitar 1.100 Puskesmas yang ada di Jabar, 90 persennya sudah memiliki akreditasi untuk layanan penyandang disabilitas. "Puskesmas yang sudah terakreditasi, sudah 90 persen, dan seharusnya mereka sudah punya layanan untuk penyandang disabilitas," katanya.

Staf Khusus Presiden RI Angkie Yudistia mengatakan, total target penyandang disabilitas dalam hibah vaksin ini sebanyak 225.006 orang. Selain Jabar, hibah juga diberikan kepada provinsi lain. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya mekanisme atau teknis pelaksanaan vaksinasi ini kepada pemerintah daerah.

"Kami serahkan teknisnya, mekanisme dan distribusinya kepada provinsi," kata Angkie. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement