Rabu 04 Aug 2021 20:57 WIB

Pipa Minyak Bocor Cemari Sawah Warga Indramayu

Otomatis akan membuat pertumbuhan tanaman padi jadi terganggu bahkan bisa gagal panen

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pipa Pertamina Bocor Cemari Sawah Warga Indramayu (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pipa Pertamina Bocor Cemari Sawah Warga Indramayu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Tanaman padi di areal sawah milik petani di Desa Karangasem, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, mati menghitam akibat tetesan minyak dari pipa milik Pertamina EP yang bocor. Pihak Pertamina pun langsung bertindak menangani kondisi tersebut.

Seorang petani setempat, Ismail (40), menjelaskan, tetesan minyak dari pipa Pertamina yang bocor itu telah menyebabkan tanaman padi miliknya di lahan seluas tujuh meter persegi menjadi mati. Tanaman padinya berwarna hitam pekat.

‘’Selain ke tanaman, bocoran minyak juga banyak yang merembes ke tanah. Otomatis itu akan membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi terganggu bahkan bisa gagal panen,’’ kata Ismail, Rabu (4/8).

Ismail berharap, ada ganti rugi yang sepadan dari pihak Pertamina terhadap tanaman padi miliknya yang kini mati. Apalagi, kesuburan tanah di areal sawahnya juga berkurang karena minyak yang merembes ke dalam tanah.

Ismail menambahkan, peristiwa bocoran pipa milik Pertamina kali ini bukan merupakan yang pertama. Dia berharap, hal tersebut tidak terulang lagi karena akan berdampak pada tanaman padi miliknya maupun petani lainnya.

Ismail pun telah melaporkan kebocoran pipa tersebut ke Polsek Terisi. Petugas kepolisian yang menerima laporan itu kemudian berkoordinasi dengan pihak Pertamina EP.

Kapolsek Terisi, Iptu Hendro Ruhanda, melalui Kanit Reskrim Polsek Terisi, Bripka Wahyudin, menjelaskan, bocornya pipa itu karena kondisi sebagian besar pipa sudah berkarat atau korosi.

Selain di lokasi tersebut, total ada tujuh titik pipa yang mengalami kebocoran di sepanjang Desa Karangasem Kecamatan Terisi menuju Desa Rajaiyang – Cilogog Kecamatan Losarang.

Wahyudin menjelaskan, kebocoran pertama diketahui terjadi pada 15 Juli 2021. Saat itu, ada tiga titik yang mengalami kebocoran.

Setelah itu, adapula dua titik lainnya yang bocor pada 28 Juli 2021. Tak sampai di situ, pada 2 Agustus 2021 dan 3 Agustus 2021 masing-masing terdapat satu titik yang bocor.

‘’Semua titik yang bocor itu sudah ditangani dan diklem oleh pihak Pertamina EP,’’ kata Wahyudin.

Pernyataan Wahyudin senada dengan keterangan yang disampaikan pihak Pertamina EP. Setelah mendapat laporan adanya kebocoran pada pipa transfer minyak di Desa Rajaiyang, pihak Pertamina EP langsung melakukan penanganan dengan menutup titik kebocoran dan membersihkan area yang terdampak.

Adapun pipa tersebut berfungsi mentransfer minyak dari sumur Stasiun Pengumpul (SP) TGB 1 menuju menuju Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Cemara. Pipa itu melintasi area persawahan.

‘’Saat ini titik kebocoran sudah berhasil ditutup dan aliran minyak kembali normal dengan kembali dioperasikannya pompa transfer,’’ kata Senior Manager Relations Pertamina EP, Agus Suprijanto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8).

Agus mengungkapkan, untuk proses pembersihan akibat kebocoran pipa itu, hingga saat ini terus berlangsung secara intensif. Kegiatan itu di bawah komando tim Produksi Onshore selaku On Scene Commander.

‘’Alhamdulillah proses bisa berjalan cepat dengan dukungan dari para petani sekitar,’’ cetus Agus.

Agus menyatakan, Pertamina EP akan terus memonitor kondisi pipa dan memastikan tingkat keamanan sesuai dengan prosedur safety. Pendataan area sawah yang terdampak juga akan dilakukan dengan melibatkan penggarap lahan beserta pemerintah desa setempat.

‘’Bagi Pertamina EP, keselamatan dan lingkungan merupakan prioritas utama pada setiap kegiatan operasional. Kami juga memiliki standar prosedur penanganan dalam menjaga kehandalan fasilitas, sehingga dampak yang timbul dapat diminimalkan,’’ tandas Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement