Kamis 05 Aug 2021 14:05 WIB

Pendapatan Petani Tanaman Hias Cipanas Hilang

Selama PPKM, petani tanaman hias tidak bisa mengirim pesanan ke berbagai kota.

Tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Kementerian Pertanian, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Ahad (6/9). Balai ini memiliki ratusan jenis tanaman hias yang dibudidayakan.
Foto: Republika/Irfan Junaedi
Tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Kementerian Pertanian, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Ahad (6/9). Balai ini memiliki ratusan jenis tanaman hias yang dibudidayakan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Petani tanaman hias di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, kehilangan pesanan hingga puluhan juta Rupiah selama penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4 karena tidak dapat mengirim pesanan ke berbagai kota seperti Jabodetabek dan Bandung.

Eken Sukendar (46) petani tanaman hias di Desa Gadog, Kecamatan Cipanas mengatakan sebelum penerapan PPKM yang kembali diperpanjang, mendapat pesanan ribuan bunga hias hingga puluhan bonsai dari beberapa perusahaan dan pengembang perumahan di Jabodetabek dengan nilai transaksi puluhan juta rupiah per hari.

"Kami masih bisa mengirim dan memenuhi pesanan dari perusahaan di berbagai wilayah. Namun selama penerapan PPKM hingga saat ini, kami terpaksa menolak karena tidak ada ekspedisi yang mau mengatakan pesanan. Kalau hitungan rupiah kerugian yang kami derita mencapai Rp 50 juta setiap minggunya, " kata Eken.

Ia menjelaskan, selama penerapan PPKM, petani tanama hias di wilayah tersebut, tetap berproduksi termasuk bonsai berbagai ukuran dan jenis dengan harapan pesanan kembali tinggi setelah pembatasan berakhir.

"Kami berharap PPKM tidak terus diperpanjang karena kami masih butuh makan, kalau usaha tidak berjalan mau makan dari mana, " katanya.

Hal yang sama terucap dari petani tanaman hias di Desa Rarahan-Cibodas, dimana sebelum dan sesudah pandemi, masih mendapatkan pesanan hingga puluhan ribu tanaman hias dari Jabodetabek bahkan hingga ke Sumatera.

Namun selama PPKM mereka kesulitan untuk memenuhi pesanan karena sopir ekspedisi menolak untuk mengantarkan pesanan.

"Alasannya sama, banyak penyekatan disepanjang jalan yang akan dilalui, ditambah sopir harus mengantongi surat bebas Covid-19 antigen, bukti sudah divaksin dan lain-lain. Sehingga kami terpaksa menolak dulu pesanan dari luar kota. Sudah jelas kehilangan pendapatan bisa mencapai Rp 100 juta, selama PPKM, " kata Endang Samsudin (57) petani tanaman hias di Jalan Raya Cibodas.

Sementara Pemkab Cianjur, masih fokus melakukan penanganan cepat Covid-19, setelah pandemi usai, berbagai program telah disiapkan untuk memulihkan kembali perekonomian termasuk menggelar pameran tanaman hias di tempat wisata andalan dan jalan protokol yang akan disulap sebagai tempat promosi berbagai produk.

"Kami berharap warga dapat bekerja sama untuk menangani Covid-19, agar Cianjur, segera terbebas dari virus berbahaya, sehingga aktifitas termasuk ekonomi dapat berjalan normal. Berbagai sarana dan prasarana akan kita siapkan untuk memulihkan ekonomi, temasuk menggelar pameran," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Cianjur, Tohari Sastra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement