REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Jawa Barat Agus Mulyadi mengatakan penerapan kebijakan sistem ganjil genap selain untuk menekan mobilitas warga, juga diharapkan bisa menumbuhkan sektor ekonomi yang selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menurun.
"Ganjil genap ini adalah bagian dari ikhtiar kita, untuk bagaimana kasus COVID-19 bisa diminimalkan, juga ekonomi masih bisa tumbuh," kata Agus di Cirebon, Ahad (15/8).
Agus mengatakan sektor ekonomi pada saat PPKM memang sangat terdampak, apalagi banyak yang harus ditutup dan juga adanya pembatasan waktu operasional. Sehingga membuat sektor tersebut hampir satu bulan setengah tidak maksimal, ditambah pada saat PPKM level 4 jalan keluar masuk Kota Cirebon ditutup. Untuk itu dengan adanya sistem ganjil genap, diharapkan masih bisa membangkitkan sektor ekonomi, akan tetapi juga dapat menekan mobilitas masyarakat, sehingga penyebaran COVID-19 dapat terus minimalkan.
"Penerapan ganjil genap mulai Senin besok, jadi diharapkan warga sudah paham, sehingga lalu lintas mengalir dan terkendali," tuturnya.
Agus mengatakan selain diharapkan bisa membuat ekonomi tumbuh, penerapan rekayasa lalu lintas sistem ganjil genap juga upaya menjaga momentum penurunan kasus COVID-19. Ia melanjutkan dengan diterapkannya sistem ganjil genap di delapan jalan protokol, diharapkan mobilitas warga dapat berkurang, agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan. "Kebijakan ganjil genap diharapkan bisa menekan mobilitas dan menjaga momentum penurunan kasus COVID-19 dengan curam," katanya.
Menurutnya setelah diterapkannya PPKM, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Cirebon, sudah mulai menunjukkan penurunan, apabila dibandingkan bulan Juli 2021 yang setiap harinya bisa mencapai 100 kasus lebih.