REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) masih mengumpulkan data sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Saat ini, baik kota maupun Kabupaten Bogor masih belum menerima sinyal terkait perizinan PTM terbatas di daerah masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi mengatakan, pihaknya belum menerima pemberitahuan dari Kemendikbudristek terkait pelaksanaan PTM terbatas di Kota Bogor.
Hanafi menuturkan, saat ini Kota Bogor masih termasuk dalam wilayah PPKM Level 4. Sedangkan satuan pendidikan yang diizinkan mengadakan PTM terbatas yakni yang berada pada wilayah PPKM Level 1-3.
“Untuk Kota Bogor masih belum, yang jelas Level 1-3 baru bisa PTM. Kita tunggu dari Satgas Covid-19 saja,” kata Hanafi kepada Republika, Rabu (18/8).
Di samping itu, lanjut Hanafi, sekolah-sekolah di Kota Bogor sudah melakukan persiapan untuk PTM, sama seperti saat pelaksanaan PTM pada akhir Mei lalu. Hanya saja, Disdik Kota Bogor masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.
Hanafi menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga melakukan upaya vaksinasi Covid-19 terhadap anak usia 12 hingga 17 tahun. Dalam arti lain pada siswa tingkat SMP hingga SMA.
“Persiapannya semua sudah, tinggal kebijakannya saja. Pemkot Bogor juga melakukan upaya vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 tahun sampai dengan 17 tahun,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Disdik Kabupaten Bogor, Hartono Anwar mengatakan, Disdik Kabupaten Bogor masin menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait PTM terbatas. Hanya saja, pihaknya sudah menyiapkan sekolah-sekolah model dengan protokol kesehatan.
Diketahui, sejumlah sekolah di Kabupaten Bogor juga sempat menjalani PTM pada pertengahan Maret lalu. Dari 232 sekolah di seluruh satuan pendidikan yang mengajukan pelaksanaan PTM, hanya 170 di antaranya yang diizinkan untuk melaksanakan PTM yang diperpanjang hingga awal Mei 2021.
“Kami masih menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait PTM. Tapi kami sudah menyiapkan sekolah-sekolah model dengan protokol kesehatan,” ujarnya.