Kamis 02 Sep 2021 20:03 WIB

Jabar Gali Potensi Pasar Ekspor ke Tiongkok

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: biro adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus berupaya memperluas pasar ekspornya ke Tiongkok. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pihaknya sedang menggali informasi dari market intellegent yang ada di Tiongkok. Salah satunya melalui Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun. 

Sejumlah pelaku usaha, asosiasi perusahaan dan 27 Pemprov di Jabar pun dipertemukan dengan Djauhari dalam Webinar "Menembus Raksasa Perdagangan Tiongkok, The Largest Marketplace in the World", yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Kamis (2/9). 

"Dalam rangka memperluas pasar ekspor kami ingin melihat peluang-peluang apa saja yang bisa dikembangkan melalui informasi dari market intellegent," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (2/9).

Emil berharap, gambaran dan informasi dari Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia mengenai potensi pasar di Tiongkok dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri skala besar, menengah, dan UMKM di Jabar.

"Karena seringkali problem di kami adalah kurangnya pengetahuan pasar yang kadang-kadang tidak kami pahami secara menyeluruh sehingga Dubes bisa memberikan gambaran-gambaran atau informasi berharga," katanya.

Sebagai informasi, sejauh ini Jabar sudah menjalin kerja sama sister province dengan empat provinsi di Tiongkok yaitu Guangxi Zhuang, Chongqing, Sichuan dan Heilongjiang. Kerja sama yang ditandai dengan MoU tersebut akan memudahkan ekspor produk Jabar ke Tiongkok.

Menurut Emil, Provinsi Jabar memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Juni 2021. Nilainya mencapai 16,08 miliar dolar Amerika atau 15,63 persen dari total ekspor nasional. 

"Jabar dari sisi produktivitas sudah sangat luar biasa. Ekspor terbesar pertama kami ke Amerika Serikat, Jepang, lalu Tiongkok," katanya.

Sementara investasi, Jabar masih menjadi primadona investor asing dengan nilai investasi per hari ini mencapai Rp 72 triliun. Menurut Emil, alasan ketertarikan investor asing ke Jabar karena infrastrukturnya memadai, perizinan mudah, dan SDM yang produktif.

Sementara menurut Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, saat ini ada tiga sektor ekonomi potensial yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Jabar. Pertama yaitu bidang teknologi digital yang kini sedang berkembang pesat di Tiongkok. "Transaksi mereka sudah 2,4 triliun dolar Amerika," katanya.

Kedua, kata dia, adalah kerja sama bidang kesehatan. Djauhari menyebut Jabar menjadi pusat kesehatan di Indonesia seperti produk vaksin, bahan baku obat dan alat kesehatan. "Ini kebanyakan berlokasi di Jabar," kata Djauhari.

Ketiga, kata dia, kerja sama dari hulu sampai hilir di bidang tambang nikel. "Tentunya andalan Jabar lainnya yaitu kopi harus siap-siap untuk masuk ke pasar Tiongkok, terutama Java Preanger yang sudah lebih dulu masuk," kata Djauhari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement