Senin 06 Sep 2021 19:58 WIB

Dukung PTM Terbatas, PGRI Kota Bandung Sebut Lebih Efektif

PGRI meminta Pemkot Bandung agar tetap melaksanakan PTMT secara cermat dan hati-hati.

Jelang rencana dilakukannya Pendidikan Tatap Muka (PTM), suasana di kawasan pertokoan perlengkapan sekolah mulai ramai pengunjung di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (1/9). Pembelajaran tatap muka di Kota Bandung, rencananya akan dilaksanakan pekan depan. PTM dilakukan secara terbatas dengan prokes ketat dan sejumlah aturan, seperti jumlah siswa hanya 50 persen setiap ruang kelas dengan pola pengaturan waktu, membawa makanan dan minum sendiri.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Jelang rencana dilakukannya Pendidikan Tatap Muka (PTM), suasana di kawasan pertokoan perlengkapan sekolah mulai ramai pengunjung di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (1/9). Pembelajaran tatap muka di Kota Bandung, rencananya akan dilaksanakan pekan depan. PTM dilakukan secara terbatas dengan prokes ketat dan sejumlah aturan, seperti jumlah siswa hanya 50 persen setiap ruang kelas dengan pola pengaturan waktu, membawa makanan dan minum sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bandung mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Bandung yang akan mulai diselenggarakan Rabu (8/9) mendatang. Penyelenggaran PTM dinilai lebih efektif dalam dibandingkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

"Dari aspek pendidikan, terdapat temuan-temuan yang menguatkan bahwa tatap muka lebih efektif dibandingkan dengan PJJ. Maka PTMT perlu dilakukan untuk meminimalisasi adanya learning loss," ujar Ketua PGRI Kota Bandung, Cucu Saputra melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (6/9).

Ia menuturkan, pihaknya memberikan saran alternatif kepada pemerintah untuk menyelenggarakan blended learning. Dengan fokus memberikan pelayanan kepada siswa yang tidak memiliki dukungan untuk belajar jarak jauh dan telah disetujui oleh pihak orang tua.

Cucu mengatakan, pihaknya meminta pemerintah Kota Bandung agar tetap melaksanakan PTMT secara cermat dan hati-hati dengan mengoptimalkan protokol kesehatan. Ia meminta PTM tidak dilakukan dengan tergesa-gesa dan verifikasi dilakukan secara cermat dan teliti.

"PGRI Kota Bandung menyarankan agar pembelajaran tatap muka tidak hanya dilakukan secara Terbatas, tetapi juga dilakukan secara Bertahap sehingga memudahkan pengontrolan," ujarnya.

Ia melanjutkan, saat ini vaksinasi bagi usia 12 tahun ke bawah belum tersedia maka PGRI Kota Bandung mendorong pihak terkait untuk mengeluarkan aturan yang memproteksi usia di bawah 12 tahun. Sebab risiko terberat dari dari adanya PTM yaitu terpaparnya siswa maupun pendidik dan tenaga pendidik.

"Tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menanggulanginya. Tidak saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab tetapi semua mengambil peran aktif untuk menanganinya," katanya.

Cucu menambahkan, pihaknya mendorong setiap satuan pendidikan menyelenggarakan layanan pembelajaran jarak hauh yang berkualitas dan bermakna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement